Tubuh Dilan pun dipasangi stoma, yakni perlubangan sementara atau permanen dinding abdomen, pada waktu prosedur pembedahan untuk mengeluarkan pembuangan air besar atau air seni.
Diperlukan pembuatan lubang pada dinding perut untuk mengeluarkan feses atau tinja, sehingga tidak dikeluarkan melalui anus.
Prosedur ini hanya dilakukan oleh dokter bedah yang terlatih khusus, untuk mengerjakan operasi saluran pencernaan.
"Entah penyakit apa yang dialami oleh Dilan, cuma dokter kemarin itu bilang ada gangguan di penghubung antara usus besar dan anus Dilan," kata Maimunah.
Baca juga: Mari Bantu Zahra dan Putri, 2 Bocah yang Tinggal di Poskamling dan Berhenti Sekolah
Selanjutnya, kata Maimunah, masih ada tindakan operasi minimal dua kali lagi untuk mengembalikan kondisi Dilan sebagaimana lazimnya.
"Kemarin setelah operasi itu memang diberitahu oleh dokter, bila masih ada dua tindakan lagi yang harus dilakukan. Sementara ini, stoma dulu dengan memberikan kantong plastik di bagian perut Dilan," kata Maimunah.
Dia juga disarankan untuk membeli kantong plastik biasa yang tersedia di toko-toko plastik, sebagai kantong kantong penampung feses Dilan.
Lantaran kantong plastik yang semestinya, harganya cukup mahal.
"Dokternya juga menyarankan, supaya pakai kantong plastik biasa saja. Sebab kalau beli online itu harga mahal," ucap Maimunah.
Baca juga: Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci Gresik Kali Ini Tanpa Kirab Tumpeng Keliling
Maimunah mengaku, keseharian Dilan selama ini juga tidak rewel meski dengan kondisi yang dialaminya.
Namun kini seiring bertambahnya usia dan tumbuh kembang Dilan, Maimunah merasa khawatir dengan perilaku sang anak dengan kondisi yang dialami.
"Ini tambah besar itu, kadang tiba-tiba kalau melihat kantong plastiknya terisi (feses) itu dicabut, dilepas. Itu yang kadang bikin saya khawatir, takut terkena stoma yang dibuat. Makanya saya dampingi terus," ujar Maimunah.
Cobaan kembali datang kepada kepada Maemunah karena sang suami meninggal dunia dua bulan setelah Dilan dioperasi yang pertama.
"Tidak lama setelah pulang dan sempat menunggu Dilan di rumah sakit, menantu saya meninggal dunia karena sakit lambung. Mungkin penyakit itu sudah lama, hanya saja tidak dirasakan dan dikira masuk angin biasa," tutur ibu dari Maimunah, Rofiah (56).
Dengan demikian, pengobatan Dilan tidak lagi bisa mengandalkan BPJS milik ayahnya yang telah tiada.
Oleh kerabat dan tetangga, Maimunah disarankan untuk mengurus Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS).