KEDIRI, KOMPAS.com - Senin (4/11/2021) siang, sebuah rumah sederhana di Gang Kelinci, Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri, Jawa Timur, cukup gaduh.
Selain empat anggota keluarga Aries Fasichudin selaku tuan rumah, nampak juga beberapa tetangga dekat yang turut serta dalam keramaian dan sorak-sorai itu.
Ternyata, keramaian yang sarat emosi itu terjadi karena menonton bareng pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Salah satu anggota keluarga di rumah itu unjuk gigi di cabang olahraga (cabor) Taekwondo.
PON XX Papua memang beda dari sebelumnya. Pesta olahraga yang digelar di tengah pandemi ini membuat pertandingan digelar hampir tanpa penonton. Keluarga atlet pun tak bisa mendukung di lokasi.
Untungnya, pertandingan demi pertandingan bisa disaksikan di televisi hingga secara streaming.
Melalui layar kaca, keluarga Aries menyaksikan dan memantau pertandingan demi pertandingan yang diikuti anaknya, Rahul Faliqul Isbach.
"Ayo, mas, kamu bisa!" teriakan yang berapa kali terlontar dari mereka.
Rahul merupakan atlet muda dari cabang olahraga Taekwondo untuk kontingen Jawa Timur. Ia bertanding dalam kelas under 74 untuk Kyorugi atau kelas pertarungan.
Baca juga: Jabar Salip DKI Jakarta di Puncak Klasemen Medali PON XX Papua, Ridwan Kamil: Mari Gaskeun!
Meski sudah mempersiapkan diri dengan matang, rasa khawatir kerap menghampiri keluarga Rahul. Apalagi, PON Papua merupakan debut anak mereka.
Jatuh Tersungkur
Pertandingan awal dilakoni Rahul, hasilnya lumayan bagus. Pemuda yang bercita-cita menjadi tentara itu menang. Keluarga dan warga sekitar yang ikut nonton bareng pun optimistis.
Berkat kemenangan di laga awal, Rahul sudah mengamankan medali perunggu. Tersisa beberapa pertarungan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Tiba-tiba keriuhan di rumah itu berhenti. Keluarga dan warga yang menonton hening. Mereka melihat Rahul tersungkur di arena.
Rahul jatuh setelah mendapat tendangan keras yang mendarat di rahangnya. Rahul pingsan. Pemuda itu dinyatakan kalah dari atlet asal Jawa Tengah yang sudah punya jam terbang tinggi.
Keriuhan itu tiba-tiba berganti ketegangan, adik-adik Rahul menangis. Ibu Rahul, Uswatun Nikmawati masuk ke kamar untuk menyembunyikan kesedihan.
Mereka kalut memikirkan kondisi anak yang dikenal supel dan taat pada orangtua itu.