Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Pria di Pekanbaru Mengamuk karena Hasil Swab yang Diterimanya, Ini Penjelasan RS

Kompas.com - 30/09/2021, 12:00 WIB
Idon Tanjung,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Beredar sebuah video di media sosial seorang pria mengamuk di Rumah Sakit (RS) Eka Hospital di Jalan Soekarno Hatta, Kota Pekanbaru, Riau.

Keributan ini dipicu hasil swab test PCR Covid-19.

Pada video yang ditemukan Kompas.com di akun tiktok @rajatobamanullang, tertulis pria yang mengamuk dari anggota salah satu organisasi masyarakat atau ormas.

Video itu diduga direkam sendiri oleh pria tersebut.

Baca juga: Ahli Waris Bongkar 15 Makam Covid-19 di Padang, gara-gara Hasil Swab Jenazah Ternyata Negatif

Pria itu terdengar beberapa kali memaki petugas rumah sakit dengan kata-kata kasar.

Beberapa kursi tampak sudah terbalik dalam video berdurasi 2 menit 15 detik itu.

Pria itu terdengar begitu marah kepada petugas rumah sakit. Ia membentak petugas sekuriti rumah sakit yang mencoba menenangkannya.

Baca juga: Cukup Bawa Keterangan Hasil Swab, Ini Lokasi Tempat Isoter di Pematangsiantar

"Diam kau, cepat panggil penangung jawab bawa ke sini," kata pria tersebut.

Pria ini mengamuk terkait dengan hasil swab test  PCR Covid-19 yang diterimanya.

"Saya swab jam 17.31, kalian buat tadi PCR saya jam 9 pagi. Kalian bilang positif (Covid-19). Kapan habisnya Covid-19 di Indonesia kalau seperti ini kalian. Susah payah pemerintah Indonesia menghilangkan Covid-19 ini," kata pria itu.

Penjelasan pihak RS

Publik Relation Coordinator Eka Hospital Grup, Denny Tan saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon membenarkan adanya kejadian itu.

Deny menjelaskan, pemeriksaan yang dilakukan pihak rumah sakit sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Pasien tersebut awalnya melakukan pemeriksaan swab PCR di salah satu RS di Riau pada 23 September 2021 dengan hasil pemeriksaan positif (Covid-19)," kata Denny, Kamis (30/9/2021).

Kemudian, sampel pemeriksaan tersebut dirujuk ke Eka Hospital Pekanbaru pada 26 September 2021, dengan sampel dikirim dari RS rujukan pada 09.43 WIB, dan sampel diterima pada jam 11.00 WIB.

Namun, pria tersebut tidak mengetahui bahwa sampel dikirimkan oleh RS rujukan ke Eka Hospital Pekanbaru.

Pada 26 September 2021 pukul 17.23 WIB,  kata Denny, pasien datang ke Eka Hospital Pekanbaru untuk kembali melakukan pemeriksaan swab PCR.

Lalu sekitar pukul 19.00 WIB, pasien menerima hasil pemeriksaan swab PCR dengan hasil positif Covid-19.

"Pasien merasa ada kejanggalan, karena hasil pemeriksaan dikeluarkan dalam waktu yang sangat singkat, dan dalam surat keterangan hasil swab PCR tersebut, dituliskan jam pemeriksaan adalah jam 09.43 WIB bukan jam 17.23 WIB," jelas Denny.

Ia menyatakan, surat keterangan hasil swab yang didapatkan oleh pasien adalah hasil pemeriksaan dari sampel yang merupakan pemeriksaan dari RS rujukan.

Sementara hasil pemeriksaan tanggal 26 September 2021 yang dilakukan pada jam 17.23 WIB, keluar pada hari yang sama pukul 23:12 WIB dengan hasil negatif Covid-19.

Menanggapi keluhan pasien tersebut, pihak Eka Hospital Pekanbaru sudah memberikan keterangan dan pengertian yang disampaikan langsung ke pasien, dan telah diterima dengan baik oleh pasien tersebut.

"Segala keluhan pasien telah kami selesaikan dengan cara kekeluargaan dan kesalahpahaman tersebut juga sudah diklarifikasi ke pasien," jelas Denny.

Pihaknya berharap masyarakat tidak mudah terpancing atas video yang beredar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com