Kasat Reskrim AKP Ardyan Yudho Setyantono mengatakan pelaku sakit hati oleh perkataan korban saat terjadi cekcok usai minum miras.
Kata Yudho, setelah selesai pesta miras pada pukul 21.00 WIB malam itu di Desa Soso, Kecamatan Gandusari, MZA bertemu lagi dengan korban dan mengajaknya membeli minuman keras lagi.
AM menolak dengan alasan mau pulang karena sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah istrinya.
Penolakan itu membuat keduanya terlibat cekcok meski kemudian berakhir dengan masing-masing meninggalkan lokasi untuk pulang.
"Pelaku dan korban sudah kenal lama, bahkan rumah keduanya hanya berjarak sekitar 40 meter. Tapi kami tidak melihat adanya motif lain selain sakit hati pelaku akibat omongan kasar saat terjadi cekcok," ujarnya.
Baca juga: Pesta Miras di Blitar Berakhir Pembunuhan, AM Tewas di Tangan Teman
Kenapa tindakan penganiayaan itu dilakukan MZA dengan cara yang mematikan, kata Yudho, itu menguatkan konstruksi penyidik bahwa MZA memang berniat membunuh korban.
Selain sudah lama menganggur setelah pulang dari Kalimantan, kata dia, MZA pernah bergabung dengan komunitas anak punk.
"Meninggalkan kelompok punk dia pernah belajar di pondok pesantren, tapi tidak jelas berapa lama dan di pondok pesantren mana," ujarnya.
Terlepas dari latar belakang MZA, kata Yudho, keterangan yang diberikan saksi dan lingkungan tempat tinggalnya, MZA memang dikenal sebagai pribadi yang temperamental.
Diberitakan sebelumnya, tersangka pelaku MZA, korban AM, Anja dan Fery minum miras di sebuah tempat di Desa Soso, Kecamatan Gandusari pada Selasa malam.
AM dan Fery meninggalkan arena minum dengan alasan hendak membeli rokok. Karena lama tak kembali, MZA dan Anja mencari mereka.
Tidak jauh dari lokasi minum, MZA dan Anja berhasil menemukan korban dan Fery di pinggir jalan dimana kemudian terjadi cekcok setelah AM menolak diajak melanjutkan minum miras.
Mereka kemudian bubar, MZA diantar pulang Anja ke rumahnya namun saat hendak masuk ke gang menuju rumahnya dia melihat keberadaan AM.
MZA menghampiri AM, mencekik lehernya, dan menyayat leher AM dengan sebilah pisau dapur di tangan kirinya.
Sembari memegang lehernya yang berlumuran darah, AM sempat berlari mencari pertolongan sebelum terjatuh di pinggir jalan di depan rumah seorang jagal sapi, Amirul Supramono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.