Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirawat Sepekan, Bayi Dugong Penuh Luka yang Terdampar di Polewali Mandar Akhirnya Mati

Kompas.com - 24/09/2021, 14:08 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

 

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Setelah sempat dirawat selama hampir sepekan di Desa Galeso, Desa Mampie, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, bayi dugong (Dugong dugon) sepanjang 1 meter lebih yang ditemukan nelayan terdampar di Pantai Galungtulu, Kecamatan Balanipa dua pekan lalu akhirnya mati, Kamis (24/9/2021).

Mamalia yang mengalami luka-luka sayatan di sekujur tubuhnya sempat mendapat perawatan di Mapie.

Sebelum bayi dugang ini mati ia sempat mendapat perawatan. Sejumlah pecinta hewan yang bersimpati dengan dugong yang terpisah dari rombongan atau induknya ini sempat mendapat banyak sumbangan makanan termasuk susu, vitamin dan obat-obatan untuk penyembuhan luka-luka di sekujur tubuhnya.

Baca juga: Dugong Penuh Luka Terdampar di Polewali Mandar, Terus Kembali Saat Dibawa ke Laut

Saat dikuburkan, anak dugong yang diberi nama si Dudu ini dikubur layaknya manusia di area Pantai Galeso Desa Mampie.

Sejumlah warga yang merasa sudah akrab dengan Dudu yang jinak dan tampak bersahabat merasa kehilangan.

Dwi Suprapti, dokter hewan dari WWF Indonesia mengatakan, anak dugong yang mati ini kemudian dibedah.

Sejumlah organ tubuh atau bagian isi dalamnya dibawa ke Jakarta untuk kepentingan pemeriksaan laboratorium guna mengetahui penyebab pasti kematian mamalia yang dilindungi undang-undang ini.

Setelah dilakukan pembedahan pada organ tubuh dugong, ditemukan adanya penyumbatan pada saluran pencernaan.

Sejumlah makanan yang dikonsumsi bayi dugong ini tidak bisa dicerna dengan baik lantaran anak dugong ini masih kecil dan  belum bisa makan segala jenis makanan.

Bayi dugong ini diduga mati karena adanya penyumbatan pada saluran pencernaannya.

“Dari hasil pemeriksaan sementara dugong ini diduga mati karena mengalami gangguan pencernaan. Makanan yang dimakan tidak bisa dicerna dnegan baik. Sejumlah sampel organ tubuhnya telah diambil untuk kepentingan penelitian di laboratorium untuk mmemastikan penyebab kematian dugong ini,” jelas Dwi.

Baca juga: Lokasi Dugong yang Terdampar di Polewali Mandar Jadi Tempat Wisata Dadakan

Muhammad Yusri, penggiat satwa laut mengatakan, selama  melakukan perawatan terhadap bayi dugong di Mampie ia rutin memberi susu.

Sesuai anjuran dokter hewan, tiap 3 jam  Dudu diberi minuman susu selama dalam perawatan.

Selama dalam perawatan, Dudu tidak pernah pernah memperlihatkan ada kelainan. Dudu juga terlihat kuat minum susu dan makan vitamin.

“Selama dalam perawatan kondisinya terlihat baik-baik saja. Dudu rajin minum susu dan vitamin,” jelas Yusri.

Dungong terdampar ini pertama kali ditemukan nelayan terdampar di Pantai Galungtulu, Kecamatan Balanipa, tak jauh dari area tanaman rumput laut milik nelayan.

Dugong yang ditemukan penuh luka di sekujur tubuhnya ini beberapa kali dilepasliarkan warga ke tengah laut, namun dalam beberapa menit kemudian kembali pada tempatnya semula.

Selama terdampar di Pantai Galungtulu, Dudu banyak mendapat kunjungan warga, baik yang penasaran ingin melihat langsung, maupun warga atau pecinta hewan yang bersimpati dengan dugong yang terpisah dari induknya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com