Dia menjelaskan, dua ekor paus yang ditemukan warga tersebut telah dikuburkan sesuai dengan prosedur penanganan mamalia terdampar.
"Satwa yang mati ini dikubur di sekitar pantai tempat mereka terdampar," ujar Bambang.
Fenomena paus terdampar di Kabupaten Bima diketahui jarang terjadi dan menjadi fenomena langka.
Berdasarkan catatan, jumlah paus yang terdampar di teluk Bima dalam dua pekan ini ada 4 ekor. Seluruhnya ditemukan dalam keadaan mati.
Baca juga: Warga Temukan Bangkai Paus di Bima, Polisi: Kulitnya Terkelupas, Sudah Keluarkan Bau Busuk
Dari jumlah itu, satu ekor ditemukan di pantai Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi.
Sementara tiga ekor lain ditemukan di lokasi yang sama yaitu pantai Desa Panda.
Sejauh ini masih belum diketahui mengapa paus ini sampai terdampar.
Bambang mengatakan, terdamparnya paus-paus itu disebut sebagai peristiwa langka yang belum bisa dijelaskan penyebabnya.
Terkait kejadian ini, BKSDA bersama instansi terkait langsung bergegas melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebabnya.
Bambang mengaku ada beragam kemungkinan yang menjadi sebab paus-paus itu terdampar.
Baca juga: Dari Penemuan Fosil Diduga Paus Purba, Terkuak Sejarah Kulon Progo Masa Lampau
Dugaan sementara, kata dia, mamalia ini diduga memisahkan diri dari kelompok ketika sedang berburu makanan setelah memasuki teluk Bima.
Sementara faktor lain, kawanan paus diduga tersesat saat melintas.
Ada kemungkinan paus-paus itu terbawa ke perairan yang lebih dangkal dengan jalur baru tersebut dan terdampar.
BKSDA mengaku akan mengecek secara pasti penyebab paus itu bisa terdampar dengan melibatkan unsur terkait.
"Sebab lain kemungkinan paus terdampar di bibir pantai dangkal, dapat terjadi atas dugaan ada anggotanya yang sakit. Itu hanya kemungkinan. Namun, untuk pastikan ada pihak berwewenang yang menyimpulkan penyebab matinya apakah karena sakit atau tidak," tutur Bambang.
Baca juga: Terdampar, Paus Kepala Melon Dipotong-potong dan Dagingnya Dibagikan ke Warga, Polisi Turun Tangan