Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Ekor Paus Mati Terdampar dalam 2 Pekan di Pantai Bima, BKSDA Sebut Fenomena Baru

Kompas.com - 24/09/2021, 06:00 WIB
Syarifudin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Menurut Bambang, kasus terdamparnya paus di Bima sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi.

Hal serupa pernah terjadi pada 2015 lalu dan paus berhasil dilepasliarkan kembali ke laut di perairan Kolo, Kota Bima.

Namun, kejadian matinya mamalia paus yang berjumlah 4 ekor dalam waktu berdekatan di wilayahnya adalah peristiwa baru.

"Ini fenomena baru. Paus terdampar di Bima memang jarang terjadi. Dari catatan kami, tahun 2015 ada seekor paus terdampar di pantai Kolo, dan saat itu berhasil diselamatkan. Namun, di tahun ini merupakan kali pertama, empat ekor paus mati terdampar dalam waktu yang berdekatan," kata dia

Baca juga: Gugur Diserang Kelompok Separatis Teroris, Lettu Dirman Akan Dimakamkan di Bima NTB

Ia menyebutkan, kawanan paus kepala melon yang terdampar di teluk Bima diduga berkumpul dalam kelompok kecil yang di dalamnya merupakan satu kerabat.

"Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbagai pihak, kawanan paus ini diperkirakan berjumlah 7 sampai 8 ekor," tutur Bambang.

Bambang mengatakan, paus berjenis kepala melon adalah satwa yang dilindungi undang-undang dan tidak boleh dikonsumsi.

Untuk itu, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar langsung turun tangan menyikapi temuan kasus paus terdampar dan mati di bibir pantai tersebut.

Petugas BPSPL akan bergerak bersama dengan BKSDA untuk melakukan pengamatan dan upaya penyelamatan, karena kemungkinan masih ada sisa-sisa dari kelompok paus kepala melon yang tesesat atau terdampar di teluk Bima.

Baca juga: Tumijo Tak Menyangka Batu yang Dipakai untuk Mengganjal Ternyata Fosil Paus Purba

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima juga turut membagikan alat pendeteksi ikan ke nelayan-nelayan untuk mengetahui keberadaan satwa laut tersebut.

"Nah, jadi semua pihak ikut terlibat dalam tim pengamatan ini. Namun yang menguasai teknis penyelamatan satwa dilindungi adalah tim BPSPL. Kami hanya melakukam tindakan awal dengan memonitor sekitar lokasi paus-paus terdampar. Setelah nanti tim BPSPL datang bergabung, baru kita akan duduk bersama untuk merembungkan langkah selanjutnya," ujar Bambang.

Lebih jauh, ia menjelaskan sejak awal kasus paus itu mati terdampar, pihaknya terus menyisir perairan di sekitar teluk Bima dan memetakan lokasi kemungkinan kemunculan salah satu spesies ini yang masih hidup.

Namun hingga Kamis siang, tidak ada paus-paus yang terpantau atau terdampar di sepanjang perairan setempat.

"Karena yang terpenting ini adalah penyelamatan. Jadi, kami itu melakukan pengamatan secara pasif di wilayah perairan untuk memantau kemungkinan adanya kemunculan sisanya yang masih hidup," kata Bambang.

"Kami juga meminta bantuan masyarakat untuk memetakan di mana posisi penemuan yang terkini. Kalau ada temuan oleh nelayan, kami mohon dibantu untuk dilaporkan agar bisa ditindaklanjuti. Setelah itu itu baru dilakukan pemetaan sebelum mengambil langkah lebih lanjut," lanjutnya.

Di samping itu, pihaknya terus melakukan koordinasi ke instansi terkait dan edukasi pada masyarakat tentang satwa yang dilindungi.

Baca juga: Polisi Tetapkan Tersangka Dua Pelaku Perusakan dan Pengancaman Nakes di RSUD Bima

Menurut dia, sosialisasi kepada masyarakat mengenai satwa yang dilindungi perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian biota laut langka, serta menjaga nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan.

"Semua pihak terutama masyarakat harus sadar bahwa hewan yang dilindungi perlu dijaga kelestariannya. Jika ada yang menemukan satwa yang dilindungi terutama mamalia laut sebaiknya jangan dikonsumsi dan diperjual belikan. Karena bagi siapa yang melanggarnya, maka merupakan suatu tindak pidana sesuai Undang-Undang," kata dia

Selain itu, semua pihak yang berkepentingan juga perlu berkoordinasi untuk melakukan pengawasan guna melindungi kelestarian satwa laut.

“Jelas itu sangat perlu, karena ini bukan hanya menjadi wewenang BKSDA sebagai pemerintah pusat, tapi juga semua pihak harus terlibat, termasuk intansi terkait dari pemerintah daerah harus mengambil perang dalam upaya penyelamatan satwa yang dilindungi tersebut," pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com