Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Ekor Paus Mati Terdampar dalam 2 Pekan di Pantai Bima, BKSDA Sebut Fenomena Baru

Kompas.com - 24/09/2021, 06:00 WIB
Syarifudin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com- Dua ekor Paus jenis kepala melon kembali terdampar di pantai Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.

Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) menyebutkan, fenomena yang terjadi pada Rabu (22/9/2021) itu tergolong langka.

Kedua satwa dilindungi ini ditemukan mati, tak jauh dari lokasi penemuan awal paus kepala melom beberapa waktu lalu.

Baca juga: 3 Pemancing Tenggelam di NTB, Sempat Mengapung Pakai Jeriken, 1 Orang Masih Hilang

Penemuan  paus dengan panjang satu meter lebih itu pun sontak menghebohkan pengguna jalan dan warga sekitar.

Kepala SKW III Bima-Dompu, BKSDA NTB Bambang Dwidarto membenarkan adanya dua ekor paus ditemukan oleh warga dalam kondisi mati terdampar di Teluk Bima.

Ia mengatakan, dua ekor mamalia itu ditemukan pada Rabu siang

Saat ditemukan, dua ekor Paus jenis kepala melon ini dalam kondisi luka lecet di beberapa bagian tubuh dan mulut.

“Iya benar, dua ekor Paus yang terdampar ini masih satu garis pantai dengan penemuan awal. Ditemukan dalam keadaan mati semua, ada luka lecet dibeberapa bagi tubuh," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/9).

Baca juga: Paus Kepala Melon Ditemukan Membusuk di Pantai Bima, Ada Bekas Luka Tusuk di Ekor

 

Seekor paus yang diduga jenis kepala melon ditemukan terdampar di tepi pantai yang berlokasi di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Saat ditemukan, dibagian ekor Paus itu terdapat bekas luka tusukan. Sementara di bagian mulutnya mengeluarkan darah.KOMPAS.COM/Dok. Polsek Soromandi Seekor paus yang diduga jenis kepala melon ditemukan terdampar di tepi pantai yang berlokasi di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Saat ditemukan, dibagian ekor Paus itu terdapat bekas luka tusukan. Sementara di bagian mulutnya mengeluarkan darah.
4 ekor paus terdampar dalam 2 pekan

Dia menjelaskan, dua ekor paus yang ditemukan warga tersebut telah dikuburkan sesuai dengan prosedur penanganan mamalia terdampar.

"Satwa yang mati ini dikubur di sekitar pantai tempat mereka terdampar," ujar Bambang.

Fenomena paus terdampar di Kabupaten Bima diketahui jarang terjadi dan menjadi fenomena langka.

Berdasarkan catatan, jumlah paus yang terdampar di teluk Bima dalam dua pekan ini ada 4 ekor. Seluruhnya ditemukan dalam keadaan mati.

Baca juga: Warga Temukan Bangkai Paus di Bima, Polisi: Kulitnya Terkelupas, Sudah Keluarkan Bau Busuk

Dari jumlah itu, satu ekor ditemukan di pantai Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi.

Sementara tiga ekor lain ditemukan di lokasi yang sama yaitu pantai Desa Panda.

Sejauh ini masih belum diketahui mengapa paus ini sampai terdampar.

Bambang mengatakan, terdamparnya paus-paus itu disebut sebagai peristiwa langka yang belum bisa dijelaskan penyebabnya.

Terkait kejadian ini, BKSDA bersama instansi terkait langsung bergegas melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebabnya.

Bambang mengaku ada beragam kemungkinan yang menjadi sebab paus-paus itu terdampar.

Baca juga: Dari Penemuan Fosil Diduga Paus Purba, Terkuak Sejarah Kulon Progo Masa Lampau

Dugaan sementara, kata dia, mamalia ini diduga memisahkan diri dari kelompok ketika sedang berburu makanan setelah memasuki teluk Bima.

Sementara faktor lain, kawanan paus diduga tersesat saat melintas.

Ada kemungkinan paus-paus itu terbawa ke perairan yang lebih dangkal dengan jalur baru tersebut dan terdampar.

BKSDA mengaku akan mengecek secara pasti penyebab paus itu bisa terdampar dengan melibatkan unsur terkait.

"Sebab lain kemungkinan paus terdampar di bibir pantai dangkal, dapat terjadi atas dugaan ada anggotanya yang sakit. Itu hanya kemungkinan. Namun, untuk pastikan ada pihak berwewenang yang menyimpulkan penyebab matinya apakah karena sakit atau tidak," tutur Bambang.

Baca juga: Terdampar, Paus Kepala Melon Dipotong-potong dan Dagingnya Dibagikan ke Warga, Polisi Turun Tangan

 

Ilustrasi paus pilot yang terdampar.AFP Photo Ilustrasi paus pilot yang terdampar.
Menurut Bambang, kasus terdamparnya paus di Bima sebenarnya bukan yang pertama kali terjadi.

Hal serupa pernah terjadi pada 2015 lalu dan paus berhasil dilepasliarkan kembali ke laut di perairan Kolo, Kota Bima.

Namun, kejadian matinya mamalia paus yang berjumlah 4 ekor dalam waktu berdekatan di wilayahnya adalah peristiwa baru.

"Ini fenomena baru. Paus terdampar di Bima memang jarang terjadi. Dari catatan kami, tahun 2015 ada seekor paus terdampar di pantai Kolo, dan saat itu berhasil diselamatkan. Namun, di tahun ini merupakan kali pertama, empat ekor paus mati terdampar dalam waktu yang berdekatan," kata dia

Baca juga: Gugur Diserang Kelompok Separatis Teroris, Lettu Dirman Akan Dimakamkan di Bima NTB

Ia menyebutkan, kawanan paus kepala melon yang terdampar di teluk Bima diduga berkumpul dalam kelompok kecil yang di dalamnya merupakan satu kerabat.

"Berdasarkan hasil pengamatan dengan berbagai pihak, kawanan paus ini diperkirakan berjumlah 7 sampai 8 ekor," tutur Bambang.

Bambang mengatakan, paus berjenis kepala melon adalah satwa yang dilindungi undang-undang dan tidak boleh dikonsumsi.

Untuk itu, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar langsung turun tangan menyikapi temuan kasus paus terdampar dan mati di bibir pantai tersebut.

Petugas BPSPL akan bergerak bersama dengan BKSDA untuk melakukan pengamatan dan upaya penyelamatan, karena kemungkinan masih ada sisa-sisa dari kelompok paus kepala melon yang tesesat atau terdampar di teluk Bima.

Baca juga: Tumijo Tak Menyangka Batu yang Dipakai untuk Mengganjal Ternyata Fosil Paus Purba

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima juga turut membagikan alat pendeteksi ikan ke nelayan-nelayan untuk mengetahui keberadaan satwa laut tersebut.

"Nah, jadi semua pihak ikut terlibat dalam tim pengamatan ini. Namun yang menguasai teknis penyelamatan satwa dilindungi adalah tim BPSPL. Kami hanya melakukam tindakan awal dengan memonitor sekitar lokasi paus-paus terdampar. Setelah nanti tim BPSPL datang bergabung, baru kita akan duduk bersama untuk merembungkan langkah selanjutnya," ujar Bambang.

Lebih jauh, ia menjelaskan sejak awal kasus paus itu mati terdampar, pihaknya terus menyisir perairan di sekitar teluk Bima dan memetakan lokasi kemungkinan kemunculan salah satu spesies ini yang masih hidup.

Namun hingga Kamis siang, tidak ada paus-paus yang terpantau atau terdampar di sepanjang perairan setempat.

"Karena yang terpenting ini adalah penyelamatan. Jadi, kami itu melakukan pengamatan secara pasif di wilayah perairan untuk memantau kemungkinan adanya kemunculan sisanya yang masih hidup," kata Bambang.

"Kami juga meminta bantuan masyarakat untuk memetakan di mana posisi penemuan yang terkini. Kalau ada temuan oleh nelayan, kami mohon dibantu untuk dilaporkan agar bisa ditindaklanjuti. Setelah itu itu baru dilakukan pemetaan sebelum mengambil langkah lebih lanjut," lanjutnya.

Di samping itu, pihaknya terus melakukan koordinasi ke instansi terkait dan edukasi pada masyarakat tentang satwa yang dilindungi.

Baca juga: Polisi Tetapkan Tersangka Dua Pelaku Perusakan dan Pengancaman Nakes di RSUD Bima

Menurut dia, sosialisasi kepada masyarakat mengenai satwa yang dilindungi perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian biota laut langka, serta menjaga nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan.

"Semua pihak terutama masyarakat harus sadar bahwa hewan yang dilindungi perlu dijaga kelestariannya. Jika ada yang menemukan satwa yang dilindungi terutama mamalia laut sebaiknya jangan dikonsumsi dan diperjual belikan. Karena bagi siapa yang melanggarnya, maka merupakan suatu tindak pidana sesuai Undang-Undang," kata dia

Selain itu, semua pihak yang berkepentingan juga perlu berkoordinasi untuk melakukan pengawasan guna melindungi kelestarian satwa laut.

“Jelas itu sangat perlu, karena ini bukan hanya menjadi wewenang BKSDA sebagai pemerintah pusat, tapi juga semua pihak harus terlibat, termasuk intansi terkait dari pemerintah daerah harus mengambil perang dalam upaya penyelamatan satwa yang dilindungi tersebut," pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com