CIANJUR, KOMPAS.com – Faktor usia tidak menyurutkan semangat Komariah.
Perempuan berusia 82 tahun asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini tetap semangat bekerja.
Setiap hari, Nenek yang sering disapa Engkom ini tetap produktif membuat camilan tradisional berbahan baku singkong, bernama keripik enye.
Kegiatan usahanya ini sudah dirintis sejak 12 tahun lalu.
Engkom menuturkan, pada usianya yang hampir seabad, dia tidak ingin berpangku tangan dengan orang lain, apalagi menjadi beban bagi anak dan cucunya.
Baca juga: Kisah Heroik Mulyono Selamatkan Nenek Paini dari Kebakaran Rumah Saat Tengah Malam
Tak hanya itu, Engkom pun ingin memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, semangat pantang menyerahnya ia tularkan ke sesama lansia lain dengan membentuk kelompok usaha yang dinamakan Rambati.
“Di lingkungan sini kan banyak lansia duafa, suami-suaminya meninggal. Jadi, sama Ibu dirangkul supaya mereka tetap bermanfaat dan mandiri,” tutur Engkom saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, September 2021.
Saat ini, ada delapan orang lansia yang turut membantu kegiatan usahanya.
Rata-rata usia mereka 65 hingga 75 tahun.
"Tapi, insya Allah masih pada strong (kuat), dan semangat bekerja," ujar dia.
Sebagai makanan tradisional, keripik enye terbilang mampu bertahan di tengah banjirnya camilan kekinian.
Dalam sepekan, para janda lansia ini sanggup memproduksi 2 kuintal singkong.
Baca juga: Nenek 86 Tahun di Bantul Beli Ambulans untuk Diwakafkan dengan Tabungan Hasil Panen
Menurut Engkom, proses pembuatan keripik enye terbilang mudah dan sederhana, sehingga tidak memerlukan alat khusus.
Singkong yang telah dikupas, diparut halus dan diberi bumbu secukupnya, lalu diaduk hingga merata.
Parutan singkong yang telah dibumbui itu kemudian dipenye-penye atau ditekan-tekan menggunakan punggung garpu hingga berbentuk bulat tipis.
Proses selanjutnya, adonan yang telah dibentuk itu dikukus selama beberapa menit.
Kemudian dijemur hingga kering di bawah sinar matahari.
Bahkan, pernah dikirim ke Arab Saudi.
Engkom menjual keripik enye dalam dua pilihan, yakni siap santap dan mentahan dengan harga Rp 10.000 per bungkus.
Ia sengaja memilih keripik enye sebagai produk usahanya, karena bahan baku singkong yang mudah didapat.
"Selain juga untuk mengenalkan dan melestarikan kembali makanan tradisional ini kepada generasi sekarang," ujar Engkom.
Kendati usianya sudah senja, kondisi fisik Engkom tampak sehat nan bugar.
Tenaganya masih kuat mengolah singkong, mulai mengupas hingga memarutnya.
“Alhamdulilah, Ibu mah jarang sakit, resepnya ya jaga pola makan, gembira terus dan terus bekerja,“ ucap Engkom.
Engkom berharap, usahanya bisa terus berkembang, agar semakin banyak lagi lansia yang bisa diberdayakan dan produktif.
"Kalau cita-cita Ibu itu ingin buka outlet di depan, kebetulan tanahnya ada, sedang mengumpulkan modalnya," ujar dia.
Atas kiprahnya ini, Engkom pun pernah diganjar penghargaan sebagai tokoh penggerak lansia pada 2010 oleh Gubernur Jawa Barat yang saat itu masih dijabat Ahmad Heryawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.