KARAWANG, KOMPAS.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Karawang Nandang Mulyana berharap pemerintah segera menuntaskan persoalan guru hononer, terutama soal kesejahteraan.
Hal itu disampaikannya usai beredar video viral Imas Kustiani (53), guru hononer kategori dua yang mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) meski sedang sakit strok.
Baca juga: Imas, Guru Honorer Usia 53 Sakit Stroke Ikut Ujian PPPK: Saya Ingin Diangkat...
Imas telah mengabdi selama 17 tahun sebagai guru di SDN Wancimekar 1.
Baca juga: Kisah Imas, Guru yang Tetap Semangat Tes PPPK meski Sakit Stroke, sampai Digendong Pengawas
"Kami tak ingin lagi ada guru yang dibayar seikhlasnya," kata Nandang di kantor DPRD Karawang, Selasa (21/9/2021).
Nandang mengatakan, Imas sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Sebab, di tengah keterbatasannya, ia tetap mengikuti seleksi PPPK.
"Memaksakan ikut PPPK dalam keadaan strok. Ini mestinya jadi pertimbangan buat pemerintah," ucap dia.
Para guru layak mendapatkan honor atau gaji yang layak demi kesejahteraan.
Apalagi para guru telah berjasa mencerdaskan bangsa. Mereka mendidik siswa dengan segala kemampuan.
Persoalan guru honorer sudah selakyanya menjadi perhatian pemerintah pusat.
Berstatus honorer
Nandang mengatakan, beberapa rekan seangkatannya masih ada yang berstatus honorer.
Usia mereka pun tak muda lagi, tapi tetap memenuhi kewajiban sebagai pendidik.
Nandang mengaku pernah berdialog dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB) soal moratorium pengangkatan guru honorer menjadi PNS.
Saat itu, muncul wacana menghabiskan honorer hingga 2019 dengan pengangkatan bertahap.
Namun ternyata persoalan itu belum tuntas. Di Karawang saat ini masih ada 6.547 guru honorer.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.