Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral di Medsos, Hujan Es Landa Satu Desa di Jambi, Puluhan Rumah dan Kebun Warga Rusak, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 16/09/2021, 12:50 WIB
Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Viral di media sosial masyarakat Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Merangin, Jambi, heboh dengan kemunculan fenomena langka hujan es.

Hujan es terjadi Rabu (15/9/2021) sekitar pukul 12.30 WIB.

Hujan es disertai angin kencang ini merusak puluhan atap rumah warga, merobohkan gapura, dan satu unit rumah warga.

Lalu sekitar 3-7 hektar tanaman cabai dan kentang milik petani rusak, kemungkinan besar mengakibatkan gagal panen.

Baca juga: Fenomena Hujan Es di Banjarnegara dan Salatiga, Ini Penjelasan BMKG

"Rumah warga rusak. Petani cabai dan kentang bisa gagal panen," kata Kepala Desa Pulau Tengah Sasta M Jaya melalui pesan singkat, Kamis (16/9/2021).

Ia mengatakan, kejadian hujan es disertai angin kencang menarik perhatian warga.

Beberapa orang, baik yang sedang di rumah maupun ladang, merekam kejadian langka ini, kemudian mengunggah ke media sosial Facebook.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Hujan Es di Banjarnegara

Fenomena yang wajar terjadi

Kepala Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci Kurnia Ningsih mengatakan, fenomena hujan es merupakan hal wajar.

Dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Pasalnya, hujan es ini bersifat lokal dan tidak berbahaya, tetapi termasuk cuaca ekstrem.

Baca juga: Hujan Es Landa Banjarnegara, Atap Rumah seperti Dilempari Kerikil

Ukuran paling maksimal 5 milimeter. Jika disertai angin dan petir, hujan ini bisa berbahaya karena dapat merusak.

Ia menjelaskan, hujan es diakibatkan oleh adanya pertumbuhan awan cumulonimbus dengan suhu puncak awan yang sangat tinggi mencapai minus 60 derajat celsius.

Pergerakan massa udara naik hingga mencapai ketinggian suhu udara sangat dingin hingga uap air membeku dan menjadi partikel es (freezing level).

Baca juga: Heboh Hujan Es Sebesar Kelereng di Sleman, BPBD: Tidak Lama, Sekitar 5-10 Menit Saja

 

Menandai peralihan musim kemarau ke hujan

Hujan es bersifat lokal dan umumnya terjadi pada peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

Tidak hanya dipengaruhi anomali permukaan laut, tetapi dipengaruhi topografi suatu wilayah.

Ia mencontohkan daerah Jangkat Merangin yang memiliki ketinggian dibanding daerah lain.

Awan cumulonimbus memang kerap menyelimuti langit Provinsi Jambi. Awan pembentuk hujan ini memiliki ketinggian 15 kilometer dengan luas 3-5 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com