KOMPAS.com - Seorang pria tiba-tiba membentangkan poster saat mobil Presiden Joko Widodo akan meninggalkan lokasi vaksinasi Kota Blitar pada Selasa (7/9/2021).
Pria yang diketahui bernama Suroto tersebut muncul di antara kerumuman warga yang menyaksikan rombongan Jokowi.
Ie membentangkan poster persis ketika mobil yang dikendarai Jokowi melintas pelan di Jalan Moh Hatta. Saat itu jendela pintu belakang mobil terbuka dan Jokowi sedang melambaikan tangan ke arah warga.
Poster yang dibentangkan Suroto bertuliskan, "Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."
Dan berikut lima hal soal Suroto, peternak yang membentangkan poster ke arah Jokowi:
Aksi pembentangan poster yang dilakukan Suroto diketahui oleh Ketua Paguyuban Becak Makam Bung Karno, Kukuh Rudiono.
Saat itu Kukuh langsung merebut poster yang dibentangkan oleh Suratno.
"Saya kaget kok tiba-tiba ada yang mengacungkan poster di sebelah saya, langsung saya pegang dia," ujar Kukuh kepada wartawan.
Aksi nekat Suroto tersebut tak sengaja direkam oleh penarik becak yang bernama Bambang Suyanto.
"Saya tidak tahu persis bagaimana awalnya orang itu bawa poster, tapi terekam di kamera saya," ujar Bambang.
Kabagops Polres Blitar Kota Kompol Hari Sutrisno yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menggelandang Suroto dan membawanya ke mobil polisi.
Baca juga: Kisah Suroto, Peternak yang Bentangkan Poster ke Arah Jokowi, Kini Diundang ke Istana Negara
"Kalau penangkapan itu harus ada surat penangkapan dan penahanannya. Ini pengamanan bukan penangkapan," ujar Yudhi.
Dia mengaku, setelah setengah jam usai diamankan, pria itu kemudian langsung dilepaskan, bahkan diantarkan pulang oleh petugas.
"Sekitar 30 menitan kemudian kita lepaskan. Nyatanya setelah kita tanya identitasnya di kantor, kita tanya tujuannya, ya sudah, kita antar pulang," kata dia.
Baca juga: Peternak Ayam Blitar Geruduk Bank, Bentangkan Poster Pailit Serempak, Ini Tuntutan Mereka
Pada kesempatan yang sama, Komandan Kodim 0808 Blitar Letkol Inf. Didin Nasruddin Darsono menjelaskan, tindakan membentangkan poster seorang diri yang dilakukan S tidak termasuk tindakan yang membahayakan keamanan Presiden.
"Kalau tulisan itu kadang-kadang kita lihat-lihat dulu, kita petani (teliti) satu-satu," ujarnya.
Didin mengaku dapat memaklumi tindakan yang diambil personel Polres Blitar Kota meringkus pria pembentang poster ke arah Jokowi. Sebab, pria tersebut muncul secara tiba-tiba.
"Masalahnya kemarin itu dia munculnya tiba-tiba," ujarnya.
Baca juga: Orang Ditangkap karena Bentangkan Poster ke Jokowi, Polisi Diminta Tidak Represif
Namun rencana tersebut teendus oleh aparat intelijen kepolisian dan militer. Aksi bentang poster itu direncanakan di titik-titik lokasi yang terpencar di mana setiap titik cukup satu orang membentangkan satu poster.
Strategi itu dimaksudkan agar tidak menarik perhatian aparat keamanan sehingga mereka bisa menyampaikan keluhan terkait situasi sulit yang dihadapi para peternak langsung kepada Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Polisi Bantah Tangkap Peternak yang Bentangkan Poster di Blitar, Kapolres: Ini Pengamanan...
"Jadi, teman-teman ini sudah menyiapkan posternya masing-masing dan akan bentangkan poster secara individual di titik-titik yang berbeda," ujar Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Ayam kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).
Namun satuan intelijen khususnya dari kepolisian terus membujuk mereka untuk mengurungkan niatnya.
"Bahasa yang disampaikan kepolisian, jangan sampai hidup peternak ini sudah susah nanti bertambah susah karena ditangkap dan berurusan dengan hukum," kata Sukarman.
Baca juga: Pria Ditangkap karena Bentangkan Poster ke Jokowi, Polisi Diminta Tak Overdosis
Ia mengatakan pihkanya melakukan pendekatan dan melakukan koordinasi kepada para peternak ayam.
Meski telah ada "kesepakatan" membatalkan aksi bentang poster, ternyata ada satu orang yang tetap melakukannya yakni Suroto.
Baca juga: Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar
"Seharusnya kan yang dari kelompok-kelompok peternak itu sudah menyampaikan di grup (WhatsApp) masing-masing," ujar dia.
Ia mengatakan Suroto yang tidak mengetahui informasi pembatalan aksi karena tidak membawa telepon genggam.
"Nah, ternyata yang bersangkutan (S) itu tidak bawa handphone. Karena tidak tahu ada informasi, ya akhirnya ya melaksanakan seperti itulah," ujar Yudhi.
Baca juga: Penjelasan Asosiasi Peternak soal Makna Poster yang Dibentangkan ke Arah Jokowi
Menurutnya, sejak Selasa (7/9/2021) pagi, aparat kepolisian sudah mengadang para peternak yang berencana melakukan aksi bentang poster.
Saat itu ada sembilan peternak ayam yang sedang berkumpul di sebuah warung di Jalan Kalimantan. Mereka kemudian didatangi oleh aparat keamanan.
Sembilan peternak ayam tersebut kemudian diminta pindah ke bagian belakang warung kopi lalu pagarnya ditutup dan dikunci dari luar.
Baca juga: Peternak Ayam: Pak Jokowi, Kalau Begini Terus Nangis, Bangkrut Kita
"Kunci baru dibuka setelah rombongan Jokowi meninggalkan Blitar," ujar Suryono.
Di tengah upaya mencegah aksi bentang poster yang direncanakan para peternak, Suroto di luar dugaan membentangkan poster seorang diri.
"Ketika teman-teman yang lain tertahan, Pak Suroto malah berhasil membentangkan poster di area kunjungan Jokowi," kenang Suryono.
Baca juga: Polisi Ternyata Bujuk Peternak Ayam Jangan Aksi Bentang Poster ke Jokowi, Mengapa?
Sebelum pandemi, Suroto memiliki ayan petelur hingga 15.000 ekor. Namun kini yang tersisa hanya 5.000 ekor.
"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," ujar Suryono.
Untuk mencukupi kebutuhan pakan ayamnya, ia harus menjual sejumlah aset seperti tanah, mobil, dan sepeda motor untuk menutup angsuran pinjaman di bank.
"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebun. Sudah ratusan juta, tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," kata dia.
Suroto adalah salah satu pegiat asosiasi peternak ayam petelur di wilayah Blitar. Dia bisa dikatakan sebagai salah satu penggagas berdirinya PPRN yang merupakan wadah organisasi peternak ayam petelur.
"Beda seperti pengurus yang lain yang memang sering terlibat mengurus perizinan kegiatan. Pak Suroto jarang tampil," ujarnya.
Baca juga: Harga Telur Anjlok, Peternak Bagikan Telur Gratis ke Warga: Silakan Ambil Sendiri di Kandang
Dia dan beberapa perwakilan peternak ayam lainnya kini diundang ke istana untuk bertemu Presiden Jokowi, Rabu (15/9/2021).
Suroto ke Jakarta bersama Sukarman dan Rofi Yasifun, Ketua PPRN, asosiasi peternak ayam petelur.
Suryono mengatakan, dia menerima undangan dari Biro Protokol Sekretariat Negara kepada asosiasi peternak ayam petelur di Blitar.
Baca juga: Kami Tidak Hanya Mendukung Aksi Beliau, Kami Anggap Beliau Pahlawan bagi Peternak Ayam
Meski ada 11 nama yang tercantum, Suryono mengatakan, asosiasi peternak ayam petelur hanya memilih tiga orang anggota yang berangkat.
Mereka juga telah menjalani tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan dan masuk ke istana.
"Baru saja mereka bertiga selesai melakukan tes Covid-19 sebagai syarat melakukan perjalanan dan masuk ke lingkungan Istana," ujarnya.
Dia berharap tiga perwakilan itu akan membawa kabar baik, yakni solusi yang tepat terkait harga pakan yang melambung hingga anjloknya harga jual telur.
"Masalah yang kita hadapi ini dari tahun ke tahun yang itu-itu saja, dan selalu melibatkan pejabat pemerintah mulai tingkat daerah hingga pusat. Tapi, masalah reda sebentar, kemudian balik lagi dan balik lagi," ujarnya.
Baca juga: Peternak di Magelang Sumbang 1,05 Ton Telur untuk Nakes
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.