KUPANG, KOMPAS.com - Balai Penelitian Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil mengembangbiakkan empat ekor kura-kura leher ular.
Kura-kura leher ular atau Chelodina mccordi saat ini telah punah di habitat aslinya di Danau Peto, Desa Maubesi, Kecamatan Rote Tengah, Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Baca juga: Bandara El Tari Kupang Sediakan Layanan Tes PCR, Tarifnya Rp 525.000
Kepala BP2LHK Kupang Erwin, mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah penelitian sejak tahun 2012 hingga 2017.
"Kura-kura leher ular, selama ini berada di tempat penangkaran stasiun penelitian Oilsonbai Kota Kupang," ungkap Erwin, kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021) malam.
Kemudian, setelah berhasil, anakan kura-kura mulai hidup mencapai usia dua hingga empat tahun.
Pihaknya lanjut Erwin, kemudian menyerahkan empat kura-kura tersebut kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT bersama dengan Wildlife Conservation Society - Indonesia Program (WCS-IP).
Erwin menegaskan terus mendukung adanya upaya-upaya pengembalian satwa liar endemik NTT melalui dua lembaga itu.
Baca juga: Tutup Selama PPKM, Maharani Zoo Lamongan Butuh Bantuan Merawat 900 Satwa