Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Sungai Berwarna Hitam Mengalir ke Pantai di Carita, Berbau, Bikin Wisatawan Gatal-gatal

Kompas.com - 10/09/2021, 15:31 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Warga di kawasan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, dihebohkan dengan aliran sungai berwarna hitam pekat yang mengalir ke pantai di sana.

Warga menyebutkan, sungai diduga tercemar limbah tambak udang sehingga berwarna hitam dan berbau tak sedap.

Salah satu warga setempat, Atang Maulana, mengatakan, sudah dua hari aliran sungai itu berwarna hitam.

Sungai yang mengalir ke pantai di Kampung Sambolo, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, itu juga kini mencemari laut.

Baca juga: Air Sumur Warga Berwarna Hitam akibat Kebakaran di Kilang Cilacap, Pertamina: Tak Berbahaya

Wisatawan yang mandi gatal-gatal

Akibatnya, pantai di sana juga berwarna hitam serta berbusa.

"Sejak Selasa dua hari lalu ya, ngalirnya ke pantai, aromanya bau busuk, wisatawan yang mandi di pantai juga jadinya gatal-gatal," kata Atang dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (9/9/2021).

Atang menduga aliran sungai berwarna hitam itu lantaran tercampur limbah yang diduga berasal dari tambak udang.

Memang di sana ada tambak udang, kata dia, tetapi tidak berizin.

Baca juga: Air Sungai Citarum Menghitam, Baunya Menyengat, Ini Dugaan Penyebabnya

Limbah tambak udang tak berizin?

Tambak udang itu beroperasi sejak sekitar April 2021.

Sepengetahuan Atang, tambak pernah ditutup oleh petugas karena tidak berizin.

"Pernah ditutup, tapi sepertinya beroperasi lagi karena limbahnya mengalir ke sungai," kata dia.

Dia berharap, jika tambak udang beroperasi di sana, tidak mengganggu aktivitas wisata di sana.

Aliran limbah ini, kata dia, seharusnya tidak terjadi jika perusahaan menyaring lebih dahulu limbah sebelum dialirkan ke laut.

Baca juga: Banjir Kotoran Sapi Melanda Permukiman Warga di Lembang, Warnanya Hijau Pekat dan Berbau Menyengat, Ini Penyebabnya

 

Satpol PP: tambak udang sudah ditutup

Kepala Bidang Penegak Perundang-undangan Satpol PP Pandeglang Berlyan Henny mengatakan, pihaknya sudah pernah menutup perusahaan tambak udang di Sambolo.

Perusahaan ditutup sementara karena tidak berizin.

"Ada tiga yang ditutup pada 6 Agustus 2021 lalu, di Sambolo, Pejamben, dan Pagelaran, ditutup berdasarkan rekomendasi Dinas Perizinan, mereka belum mengantongi izin," kata Berlyan saat dikonfirmasi.

Berly mengatakan tidak tahu soal limbah yang baru-baru ini mencemari pantai di Sambolo, Carita. Sebab, sepengetahuan dia, perusahaan sudah ditutup, sedangkan pengawasan juga berada di pihak kecamatan.

"Sejauh ini tidak ada laporan dari camat, mereka yang melakukan pengawasan, kita tidak monitoring langsung, karena sejak PPKM kita banyak lakukan giat," kata dia.

Camat Carita, Marda, sejauh ini belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan pesan yang disampaikan Kompas.com tidak direspons, demikian juga Bupati Pandeglang Irna Narulita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com