SAMARINDA, KOMPAS.com – Wati dan suaminya tak bisa tidur semalaman kala banjir merendam rumah mereka di kawasan Muang Dalam, Lempake, Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (03/09/2021) malam.
Keduanya bertahan dalam mobil sambil berharap air turun. Tapi, malam itu air tak kunjung turun.
Hujan deras yang mengguyur kawasan itu tembus pagi.
Limpasan banjir selain membawa lumpur, juga menyeret bongkahan batu bara hingga berserakan di pemukiman warga.
Baca juga: Perjuangan Ayah di Sulbar, Terobos Banjir demi Anaknya Ikut Sekolah Tatap Muka
Peristiwa itu didokumentasikan warga hingga ramai dibagikan di media sosial.
Dari video, terlihat emas hitam berserakan di kebun jagung seorang warga setempat. Selain kebun, teras rumah warga dipenuhi ceceran batu bara.
“Malam itu kami tidak bisa tidur. Kami masuk mobil, sambil jaga air turun,” ungkap Wati saat ditemui awak media di lokasi, Rabu (8/9/2021).
Seorang warga setempat yang enggan disebutkan identitas, menyebutkan batu bara yang terseret arus banjir itu berasal dari penambangan yang menggunduli kawasan sekitar.
Setiap siang, lalu lintas truk bermuatan batu bara bergerak tanpa henti sampai malam. Melintasi jalur pemukiman warga.
Suatu ketika, kata dia, sebuah truk bermuatan batu bara menumpahkan sebagian batu bara di tepi jalan dekat rumah warga di kawasan itu.
Baca juga: Banjir Bandang di Jasinga dan Sejumlah Wilayah di Bogor, 50 Santri Terisolasi, Belasan Rumah Rusak
Tumpukan batu bara itu yang diseret arus banjir hingga masuk ke areal kebun dan teras warga.
“Batu (batu bara) itu dibuang di pinggir jalan sudah agak lama, kurang lebih sebulan lalu. Itu katanya (batu bara) buangannya, tapi halangi jalur air jadi terbawa ke sini (sambil menujuk kebunnya dan rumah yang dipenuhi bongkahan batu bara),” terang dia.