Salin Artikel

Saat Banjir Bawa Tumpukan Batu Bara ke Halaman Rumah di Samarinda

Keduanya bertahan dalam mobil sambil berharap air turun. Tapi, malam itu air tak kunjung turun.

Hujan deras yang mengguyur kawasan itu tembus pagi.

Limpasan banjir selain membawa lumpur, juga menyeret bongkahan batu bara hingga berserakan di pemukiman warga.

Peristiwa itu didokumentasikan warga hingga ramai dibagikan di media sosial.

Dari video, terlihat emas hitam berserakan di kebun jagung seorang warga setempat. Selain kebun, teras rumah warga dipenuhi ceceran batu bara.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan identitas, menyebutkan batu bara yang terseret arus banjir itu berasal dari penambangan yang menggunduli kawasan sekitar.

Setiap siang, lalu lintas truk bermuatan batu bara bergerak tanpa henti sampai malam. Melintasi jalur pemukiman warga.

Suatu ketika, kata dia, sebuah truk bermuatan batu bara menumpahkan sebagian batu bara di tepi jalan dekat rumah warga di kawasan itu.

Tumpukan batu bara itu yang diseret arus banjir hingga masuk ke areal kebun dan teras warga.

“Batu (batu bara) itu dibuang di pinggir jalan sudah agak lama, kurang lebih sebulan lalu. Itu katanya (batu bara) buangannya, tapi halangi jalur air jadi terbawa ke sini (sambil menujuk kebunnya dan rumah yang dipenuhi bongkahan batu bara),” terang dia. 

Selain aktivitas siang malam, getaran lintasan kendaraan sampai bikin rumah Wati retak. Namun dia bersama suami tak bisa berbuat banyak.

“Tiap hari mobil tambang lewat sini. Kalau enggak hujan. Rame mobil siang sampai malam. Kami terganggu banget. Genteng rumah saya sampai geser,” terang Wati. 

Wati dan suami di kawasan ini sebagai petani sayuran. Tanaman cabai dan tomat yang sudah tumbuh baik direndam lumpur bikin dia gagal panen.

“Saya bilang hujan memang alam. Tapi ada penambang sekitar sini, bikin air (hujan) bawa lumpur,” terang Wati.

Petani jagung yang kebunnya berceceran bongkahan batu bara, juga mengaku tak bisa berbuat apa-apa, meski kejadian itu bikin jagung patah dan gagal panen.

“Kita petani ini enggak berani. Kita orang awam semua, jadi enggak berani,” tutur dia. 

Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena mengaku masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. 

“Kita masih lidik,” kata dia kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Sena belum memastikan tambang tersebut ilegal atau tidak, karena masih koordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim.

“Kita koordinasi sama (Dinas) ESDM nanti, tetap kami gandeng ESDM nanti,” tutur dia.

Kepala Bidang Mineral dan batu bara (Minerba) Dinas ESDM Kaltim, Azwar Busra mengatakan tim sudah menuju lokasi.

“Tadi pagi saya dengan inspektur tambang sudah ke sana (lokasi), cuma hujan deras jadi enggak bisa masuk,” kata dia.

Karena itu, ia langsung koordinasi dengan camat setempat untuk jadwal ulang meninjau lokasi.

Setelah tinjauan lokasi, baru pihaknya akan mengambil langkah-langkah.

“Nanti kami cek lokasi dulu, kami mau pastikan apakah tambang itu masuk konsesi perusahaan atau tidak, tapi kemarin sudah cek lewat peta kami dia ada di luar (konsesi),” terang dia.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang peristiwa tersebut membuktikan lemahnya peran aparat penegak hukum.

“Baik itu Polda Kaltim maupun Polres Samarinda diwilayah hukum Samarinda,” tegas Rupang.

Bagaimana tidak, informasi yang dihimpun Jatam Kaltim dari masyarakat setempat kegiatan tambang itu sudah berlangsung tiga tahun lamanya.

“Pertanyaan kemana saja jajaran Polresta Samarinda selama ini. Terkesan ada pembiaran sampai selama ini,” tegas dia.



Hasil tinjauan lapangan tim Jatam, tidak menemukan papan atau plang pemberitahuan ada aktivitas tambang dan perusahaan.

Selain itu, kata Rupang, pengangkutan batu bara pun menggunakan jalan masyarakat.

Hal ini mengindikasikan dua hal. Pertama, kata Rupang bisa dilakukan secara ilegal, atau perusahaan legal yang dalam praktiknya bisa saja melakukan dengan cara ilegal.

“Sebab temuan kami tambang itu masuk dalam konsesi salah satu perusahaan,” pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/08/180616178/saat-banjir-bawa-tumpukan-batu-bara-ke-halaman-rumah-di-samarinda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke