Melihat indikasi itu, ia bersama jajarannya kemudian memutuskan untuk bertahan cukup lama di luar RHU.
Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, seorang petugas kemudian mencoba masuk melalui salah satu pintu yang kondisinya sedikit terbuka.
Rupanya pintu masuk tersebut sengaja disekat menggunakan mesin cuci.
"Sekitar pukul 22.00 WIB kita masuk. Masuk lewat ruangan itu ada pintu terbuka sedikit, ada embusan dingin (AC). Sama teman diintip (dilihat) ternyata diganjal (sekat) sama kayak mesin cuci. Sama teman-teman Linmas yang tubuhnya kecil itu akhirnya bisa masuk dan ternyata di dalam banyak orang," ungkap dia.
Baca juga: Sejumlah Jabatan di Pemkot Surabaya Kosong, Ini Kriteria Pejabat yang Dicari Walkot Eri Cahyadi
Namun ketika seluruh pengunjung beserta karyawan akan dibawa ke kantor Satpol PP, rupanya pengelola atau pemilik RHU tersebut marah.
Bahkan, Saipul juga sempat dibentak-bentak dengan nada tinggi.
"Saya jelaskan dengan persuasif, akhirnya dia manut (menurut) mengikuti," tutur dia.
Alhasil, baik pengelola, pengunjung maupun karyawan RHU, akhirnya berhasil diamankan ke Kantor Satpol PP Surabaya.
Mereka pun kemudian dilakukan pendataan administrasi dan dikenakan sanksi perorangan Rp 150.000 karena melanggar protokol kesehatan.
"Di Kantor Satpol PP mereka juga kita lakukan pemeriksaan swab," ujar Saipul.
Baca juga: Mal Terbesar di Medan yang Disegel Bobby gara-gara Tunggak Pajak Rp 56 M, Akhirnya Bayar Rp 20 M
Saipul mengakui, untuk mengawasi terhadap RHU memang berat.
Karena, berdasarkan hasil penindakan yang pernah dilakukan, mayoritas di antara RHU tersebut selalu berkamuflase atau berusaha mengelabuhi.
"Jadi kita harus bertahan, terus ulet. Semuanya itu terlihat tertutup dari luar, tidak ada yang terbuka," kata dia.
Meski demikian, Saipul menyatakan, pihaknya akan terus memasifkan pengawasan dan memberikan tindakan tegas terhadap RHU yang masih nekat beroperasi.
Ini akan terus dilakukan sampai RHU benar-benar diizinkan untuk beroperasi kembali.
"Kalau selama PPKM ini RHU belum ada yang boleh beroperasi, ya kita tetap jalan (razia). Kalau misal nanti sudah boleh buka dan ada batasan waktu, itu kita juga akan turun lakukan pengawasan," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.