Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjaga Bangunan Dipenjara Setelah Mengaku Temukan Mayat Pertama Kali, Ternyata Sempat Berkelahi dengan Korbannya

Kompas.com - 03/09/2021, 17:37 WIB
Dewantoro,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang penjaga bangunan meringkuk di sel tahanan lantaran aksi main hakim sendiri kepada seseorang yang dipergokinya mencuri besi pondasi di tempatnya berjaga di Jalan Sukarela Barat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Korban tewas mengalami luka tusukan di beberapa bagian tubuh. Pelaku sempat berpura-pura sebagai orang yang pertama kali menemukan mayat korban. 

Baca juga: Hendak Bersihkan Saluran Irigasi, Penjaga Pintu Air Bendungan Dikejutkan dengan Temuannya, Ini Ceritanya

Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Janpiter Napitupulu mengatakan, pembunuhan itu bermula saat pelaku berinisial JB yang bekerja sebagai penjaga bangunan pada Kamis (2/9/2021) dini hari memergoki ada dua orang sedang memotong besi pondasi bangunan sekretariat di sebuah gereja. 

"Pada saat itu yang jaga malam itu si JB, melihat mereka (korban dan rekannya) mengumpulkan besi yang dicuri, kemudian disenter, dilihatnya, dikejar," katanya, Jumat (3/9/2021) siang, dikonfirmasi melalui telepon. 

Baca juga: Sempat Temukan Besi Tua di Dalam Sungai, Penyelam Ini Gusar Setelah Tiga Hari Kemudian, Ini Ceritanya

Saat itu, korban dan rekannya berlari ke arah berlainan. Pelaku mengejar korban yang berlari ke arah ladang di dekat bangunan tersebut.

Selanjutnya terjadi perkelahian antara pelaku dan korban. Pelaku sempat merebut pisau yang dipegang korban. 

"Terjadi lah perkelahian dan pisau yang dipegang korban diambil pelaku, ditusukkan ke arah korban. Gitu lah ceritanya," katanya. 

Pelaku kemudian meninggalkan korban begitu saja di lokasi yang terdapat tanaman pisang lalu pulang ke rumahnya untuk mengganti baju.

Tak lama setelah mengganti bajunya, pelaku kembali datang ke lokasi tersebut dan diangkatnya korban, lalu meminta tolong warga lainnya dengan mengaku melihat mayat pertama kali. 

Dikatakannya, temuan mayat korban di ladang tersebut menghebohkan warga di sekitar lokasi.

Pihak Polsek Percut Sei Tuan yang menerima laporan adanya ditemukan mayat langsung ke lokasi dan melakukan penyelidikan.

Korban diketahui berinisial AS, warga warga Jalan Sukarela, Dusun 9 Kenanga, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Dalam penyelidikan itu, pihaknya memeriksa sejumlah saksi, mulai dari orang yang pertama kali menemukan mayat tersebut hingga warga yang ada di sekitar lokasi.

"Awalnya dia nggak mengaku, bilangnya saya hanya melihat pertama, kita tak percaya. Lalu kita lakukan interogasi akhirnya dia mengaku," katanya.

Dari interogasi, akhirnya JB mengaku bahwa dia yang melakukan pembunuhan itu sendirian.

Pihaknya juga mendesak agar pelaku menunjukkan tempat membuang barang bukti yang digunakannya untuk menghilangkan nyawa korban.

"Setelah dia mengaku di mana dilempar pisaunya, kita sama-sama lah ke lokasi (sawah dekat TKP), turun ke sawah dan ditemukan pisaunya," ungkapnya. 

Janpiter menambahkan, saat ini pelaku sedang dalam pemeriksaan dan dilakukan penahanan. Sementara rekan korban yang melarikan diri masih belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com