Pemerintah pusat saat ini melakukan upaya percepatan vaksinasi. Langkah ini diambil, untuk bisa segera mencapai herd immunity.
Dalam mendukung percepatan vaksinasi, beberapa kepala daerah melakukan berbagai terobosan.
Misalnya Wali Kota Medan, Bobby Nasution yang mengelar pasar murah di lokasi vaksinasi. Pasar murah ini sengaja digelar untuk memancing animo warga masyarakat agar mau divaksin.
Kemudian Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin yang membuat terobosan dengan undian hewan ternak bagi warga yang bersedia di vaksin.
Undian hewan ternak diharapkan mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Sebab mayoritas warga Trenggalek bekerja sebagai petani dan peternak.
Baca juga: Menkes: Indonesia Posisi ke-6 Dunia untuk Jumlah Penyuntikan Vaksin Dosis Pertama
Wawan Mas'udi berpendapat, antusiasme masyarakat akan vaksin saat ini cukup tinggi. Hal itu menunjukan masyarakat sudah sadar akan pentingnya mendapatkan vaksinasi.
Terbukti, di setiap pelaksanaan vaksinasi banyak masyarakat yang mengantri.
"Pendapat saya masyarakat sekarang sudah aware kok, wong ramai-ramai pada daftar vaksin. Artinya tanpa ada iming-iming kayak pasar murah, voucer, masyarakat sudah mengantre, banyak yang sudah daftar satu minggu, dua minggu, tiga minggu belum dapat vaksin. Artinya tidak usah khawatir lah," ucapnya.
Diakuinya, memang masih ada yang tidak mau atau menolak vaksin.
Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Karena yang terpenting secara umum warga masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk vaksin.
"Ya pasti ada yang melawan vaksin ini, jangankan vaksin yang Covid, vaksin yang lama-lama juga masih banyak kok kelompok yang menolak. Ya enggak papa, secara umum yang penting masyarakat sudah punya kesadaran itu," urainya.
Antusiasme warga masyarakat akan vaksin, lanjutnya, perlu disikapi pemerintah daerah dengan persiapan yang matang.
Jangan sampai, justru menimbulkan resiko penularan dari kerumunan yang terjadi.
"Pelaksanaan ya dibuat seaman mungkin, jangan justru memunculkan risiko lebih lanjut. Di situasi sekarang ini salah satu cara terbaik kan sedapat mungkin mengurangi risiko sampai level serendah mungkin," tegasnya.
Wawan Mas'udi mengungkapkan, kepala daerah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan penanganan Covid-19 di wilayahnya.
Monitoring dan evalusi tersebut untuk melihat dampak dari kebijakan yang dikeluarkan.
"Tugas kepala daerah kan memang itu, dia harus melakukan monitoring, evaluasi dan melihat berhasil atau gagalnya penyebabnya apa, itu juga penting," urainya.
Baca juga: Aksi Wali Kota Muda Bobby Nasution Perangi Covid-19 di Medan, Diwarnai Pencopotan Kadinkes