Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap Polisi Usai Pesan Uang Palsu Sekarung untuk Ritual, Dukun: Bisa Jadi Asli Kalau Kita Yakin

Kompas.com - 20/08/2021, 05:07 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM,KOMPAS COM- Polres Kota Mataram membongkar praktik pemalsuan uang dan upaya penipuan dengan modus penggandaan uang.

Seorang dukun asal Dusun Dasan Baru, Desa Surabaya Utara, Sakura Timur, Lombok Timur, nekat memesan hampir setengah miliar uang palsu pecahan Rp 100.000.

Namun, belum sempat mengelabui koban-korbannya yang ingin menggandakan uang, aksi dukun itu digagalkan oleh aparat Polres Kota Mataram.

Baca juga: Tabungan Kholil Rp 36 Juta Raib, Hanya Tersisa Rp 98.000, Bermula Dapat Kabar Hadiah Voucer Pulsa

Pelaku yakin uang palsu bisa jadi asli dengan ritual

Pelaku MH (58) yang berprofesi sebagai dukun pengganda uang mengaku, uang palsu pecahan Rp 100.000 itu akan digunakan untuk ritual.

"Saya bukannya mau memperbanyak uang, tapi kita mau ritualkan supaya menjadi asli, tapi belum kita laksanakan ritualnya, kita sudah ditangkap," kata MH usai menjalani pemeriksaan di Polres Kota Mataram, Kamis (19/8/2021).

MH meyakini, uang palsu pecahan Rp 100.000 tersebut bisa berubah menjadi asli dengan cara ritual.

Dia bahkan telah menyiapkan sesajen, termasuk ayam hitam untuk dipotong dan darahnya dipakai untuk memuluskan ritualnya.

"Kita akan ritualkan dengan cara berdoa seperti doa meminta rezeki ke Tuhan," ujar dia

"Bisa (jadi asli) kalau kita yakin," sambung MH sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.

Tapi, belum berhasil mengubah uang palsu menjadi asli dengan ritual, MH sudah dibekuk polisi.

Baca juga: Dengan Mata Berkaca-kaca, Sumarmi, Nenek Penjual Ubi yang Ditipu Pakai Uang Palsu Rp 100.000, Terima Bantuan dari Pembaca Kompas.com

 

Ilustrasi rupiahShutterstock/Melimey Ilustrasi rupiah
Terungkap bermula dari laporan warga

Kapolres Kota Mataram, Kombes Pol Heri Wahyudi menerangkan, terungkapnya kasus uang palsu ini berawal dari laporan warga.

Warga mendapati LK (17) warga Gegelang, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat  berbelanja dengan uang palsu pecahan Rp 100.000.

Aparat Polsek Lingsar pun bergerak dan berhasil menangkap LK.

Ternyata LK mengaku mendapatkan uang palsu itu dari MST (51). Setelah dimintai keterangan, MST mengaku mendapatkan uang dari MN (60) yang kedapatan menyimpan satu karung uang palsu pecahan Rp 100.000.

Baca juga: Kisah Mbah Mardi, Dapat Amplop Berisi Rp 2 Juta dari Orang Tak Dikenal, Bermula Tertipu Uang Palsu Rp 400.000

MN mengaku, dirinya mendapatkan dan menyimpan uang dalam karung sebanyak 3.998 lembar atau hampir setengah miliar itu, untuk kebutuhan ritual penggandaan uang yang akan dilakukan MH, dukun asal Lombok Timur.

"Diperoleh informasi bahwa JN pelaku pencetak uang palsu berasal dari Lombok Timur. Dia membuat berdasarkan pesanan dari AD dan MH yang kemungkinan berprofesi sebagai dukun ini mengandakan uang dengan tujuan untuk meyakinkan warga atau yang menitipkan uang bahwa tersangka MH ini bisa menggandakan uang," terang Heri.

Heri menerangkan, sebelumnya MH pernah mencetak ratusan lembar uang palsu mengunakan teknik scanner.

Namun hasilnya kurang sempurna, sehingga MH memesan uang palsu melalui JN (34) warga Dusun Montong Tangga Desa Sikur Selatan, Lombok Timur, yang mencetak uang palsu dengan printer dan kertas HVS.

Cetak uang palsu untuk ritual

Ilustrasi  Net/ Tribunnews.com Ilustrasi

JN nampak cekatan ketika Kapolres memintanya mempraktikkan caranya mencetak uang palsu, bermodal laptop, sebuah printer dan kertas HVS.

"Saya mau mencetak uang palsu ini karena akan dibakar untuk ritual, jadi saya mau," kata JN.

JN mengaku diminta mencetak uang palsu oleh MH dan AD, untuk digunakan sebagai ritual.

"Caranya itu uang ini akan dibakar, kemudian dimasukkan dalam kotak dan akan dicari lagi setelah tiga hari disimpan dalam kotak, maka akan menjadi uang asli, katanya begitu, tapi belum pernah dicoba, karena tertangkap," jelas JN.

Dia bahkan membuat uang palsu berkali-kali, lengkap dengan nomer seri yang berbeda beda.

"Saya memberi nomor seri setelah melihat di Google, jadi saya meniru yang di Google itu untuk nomer serinya, dan uangnya juga saya copy gambarnya lalu saya bawa ke Word dan tinggal saya print, begitu saja," kata JN yang mengaku hanya sebagai petani ini.

JN mengaku dipaksa mencetak uang palsu, dan JN akan dibayar sebesar Rp 4 juta rupiah setelah mencetak 4000 lembar uang.

"Saya mau karena akan dibakar maka semua akan hangus jadi saya bersedia membuatkannya," kata JN

Baca juga: Mbah Mardi Maafkan Penabrak Mabuk yang Membuatnya Pincang, Kini Ikhlas 8 Itik Dibayar dengan Uang Palsu

 

.. .
Atas perbuatannya JN pembuat uang palsu, MH sang dukun dan rekannya AD, serta mereka yang turut membantu mengedarkan yaitu LK, MST dan MN harus berhadapan dengan hukum.

Mereka dijerat dengan Pasal 36 ayat 1,2 dan 3 junto pasal 38 Undang Undang Nomer 7/2011 tentang mata uang, dengan ancaman hukuman paling lama 10 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 10 miliar.

Aparat kepolisian berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa sebuah laptop, printer, 1 bendel kertas HVS 70 gram, 238 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan nomer seri MED742568.

Kemudian 3.998 uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan nomer seri BAO287333 dan beberapa lembar uang palsu dengan nomer seri berbeda.

Atas kasus ini Kapolres berharap masyarakat selalu waspada dan tak mudah percaya tipu muslihat ada orang atau kelompok yang mengaku bisa menggandakan uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Kepala dan Badan Bayi Terpisah saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Kepala dan Badan Bayi Terpisah saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Saat Doa Ibu Mengiringi Pratama Arhan Bertanding...

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam Berawan

Regional
Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com