Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gerilyawan Wanita, Sri Ngestoe Padinah, Dipukul Tentara Belanda gara-gara Kelapa

Kompas.com - 17/08/2021, 06:00 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Karena emosi, tentara Belanda menodongkan  senjata otomatis yang dia gunakan untuk merontokkan kelapa.

“Pada waktu itu saya tidak takut dengan tentara Belanda itu,” ucapnya.

Karena emosi, tiba-tiba tentara Belanda tersebut memukul punggung Sri Ngestoe Padinah  dengan menggunakan senjata otomatis hinga terjerembab ke tanah.

Beruntung tentara Belanda tersebut akhirnya membiarkan dia pergi sambil menahan sakit

“Punggung saya rasanya sakit sekali karena dipukul,” jelasnya.

Baca juga: Sejarah Perang Bayu di Banyuwangi, Perang Paling Kejam yang Dialami Belanda

Serangan yang meleset

Ilustrasi senjata api.
Shutterstock Ilustrasi senjata api.

Menurutnya, banyak warga Magetan yang memilih mengungsi ke Desa Ngariboyo mencari tempat aman ketika Belanda mulai menduduki Magetan.

Di sebelah barat jembatan Carat yang terputus, pasukan Belanda memasang alat untuk meluncurkan peluru jenis canon yang diarahkan ke Desa Ngariboyo.

Pada saat itu, Desa Ngariboyo yang jauhnya sekitar lima kilometer dari Kabupaten Magetan memang dijadikan markas oleh pasukan gerilyawan Indonesia.

Suatu waktu Belanda meluncurkan peluru canonnya dengan sasaran lokasi markas pejuang dan pengungsian.

Meski sempat meledak, peluru tersebut menyasar ke bangunan masjid yang berada di sebelah barat pengungsian.

“Pelurunya meledak, tapi meleset ke sebelah barat sehingga pengungsi selamat,” kata Sri Ngestoe.

Baca juga: Zainal Mustafa: Latar Belakang dan Perlawanan terhadap Penjajah

Markas yang selalu berpindah setiap hari

Untuk menghindari serangan canon berikutnya, warga kemudian menyelamatkan diri ke arah barat desa.

Gerilyawan Detachement KDM kemudian menyusun strategi dengan cara mengalihkan posisi markas ke Desa Pendem.

Markas setiap hari memang terus berpindah tempat untuk menghindari serangan Belanda.

“Setiap hari jalan, bahkan kita sampai di perbatasan Wonogiri Jawa Tengah,” katanya.

Secara militer, senjata yang dimiliki pasukan tentara Indonesia dan gerilyawan di Magetan tidak lebih dari satu pucuk pistol untuk komandan, satu sten gun dengan peluru yang terbatas.

Sementara para gerilyawan hanya mempersenjatai diri dengan senjata tradisional seperti bambu runcing, golok, parang dan senjata tajam lainnya.

“Pokoknya apa saja dijadikan senjata,” ujarnya.

KDM bersama gerilyawan terus bergerak dari perbatasan Kabupaten Wonogiri menuju ke Nitikan, Kecamatan Plaosan dan kembali ke Ngariboyo.

Kemudian bergerak lagi ke Desa Kumpulan dan menuju Desa Tamanan.

Dari desa Tamanan, kelompok pejuang bergerak terus ke desa Guyung Kecatan Geneng Kabupaten Ngawi.

“Setiap hari berjalan. Kadang tidak makan seharian tapi tidak ada yang mengeluh lapar. Mikirnya kita bagaimana mengusir Belanda,” ucapnya.

Baca juga: Keluarga Pejuang Huni Bunker Tua Peninggalan Belanda di Surabaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com