Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pejuang Huni Bunker Tua Peninggalan Belanda di Surabaya

Kompas.com - 16/08/2021, 16:56 WIB
Achmad Faizal,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebuah bunker peninggalan Belanda difungsikan sebagai tempat tinggal oleh dua orang keluarga pejuang di Surabaya.

Layaknya tempat tinggal, bunker tersebut diisi dengan perabotan rumah tangga seperti lemari  hingga tempat tidur.

Bunker itu diketahui berada di kompleks kantor Korps Cacat Veteran Republik Indonesia (KCVRI) Cabang Surabaya di Jalan Rajawali.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Surabaya, Buku hingga Kotak Amal Disita

Ditempati dua orang

Bunker dengan dinding setebal 75 sentimeter itu disekat menjadi dua bagian. Penghuninya adalah dua orang keluarga pejuang, yakni Endang dan Agung.

Senin (16/8/2021) Kompas.com tidak dapat bertemu langsung dengan Endang dan Agung, karena keduanya sedang tidak ada di bunker tersebut.

"Bu Endangnya masih ke rumah anaknya. Pak Agung juga keluar," kata Elok Sayekti, penghuni KCVRI Surabaya.

Elok hanya menunjukkan dua pintu bunker tempat penghuninya masuk dan keluar, serta bagian depan ruangan.

Dari depan pintu, bagian dalam ruangan bunker terlihat gelap, namun masih terlihat sebuah tempat tidur dan lemari yang ada di ruangan tersebut.

Elok juga menunjukkan dua lubang berdiameter 55 sentimeter yang ada di dinding bunker tersebut.

"Ini sebagai ventilasi bunker," jelasnya.

Baca juga: Monumen Bajra Sandhi: Merawat Ingatan Perjuangan Kemerdekaan RI di Bali

 

Menurut Sekretaris KCVRI Cabang Surabaya Lilis Susijaningsih, Endang dan Agung adalah penerus orangtuanya untuk tinggal di bunker tersebut.

Sebenarnya ada 14 kepala yang tinggal di kompleks KCVRI Cabang Surabaya, namun sebagian besar sudah pindah ke kompleks perumahan yang disediakan khusus untuk cacat veteran di Kecamatan Pakal Surabaya.

Bunker yang ditempati Agung dan Endang kata Lilis dibuat sekitar tahun 1930 oleh pemerintah Belanda.

Baca juga: Mengenal dr Soetomo, Pahlawan Kemerdekaan Kelahiran Nganjuk

Ada ruang bawah tanah di bawah bunker yang dilengkapi tujuh pintu penghubung antarruangan.

"Kalau siang berada di dalam bunker hawanya sejuk, tapi kalau malam panas, karena itu sekarang dipasang kipas angin," ujarnya.

Komplek kantor KCVRI Cabang Surabaya sendiri adalah kompleks bangunan cagar budaya di Surabaya. 

Di sekitar bunker dalam kompleks tersebut, terdapat beberapa bangunan tua dengan kondisi tidak terawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com