Kisah kakak adik Ziddan dan Zihan terdengar luas setelah seorang tetangga, Siti Nur Fatimah mengunggahnya ke sosial media.
"Alhamdulillah, banyak banget [bantuan] sampai akhirnya oleh Ziddan disedekahkan lagi untuk yang isoman karena mungkin kebanyakan. Untuk beberapa bulan ini Insya Allah ada [uang] buat [biaya hidup] mereka," kata Siti kepada wartawan BBC News Indonesia.
Untuk kebutuhan sehari-hari saat ini, Ziddan mengaku mendapat bantuan berupa makanan dan uang dari berbagai pihak, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Bantuannya seperti, sembako, makanan ringan, makanan yang buat dimasak, dan uang," kata Ziddan yang mengaku ditawari untuk melanjutkan kuliah.
Baca juga: Jokowi Berikan Sepeda Lipat untuk Vino, Bocah yang Yatim Piatu karena Covid-19
Sementara itu Risqita juga merasa beruntung mendapat bantuan dari kerabat dan tetangga.
Ia dan adik-adiknya juga dijanjikan mendapat beasiswa hingga mencapai gelar sarjana dari Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika.
Namun, banyak yatim piatu Covid-19 lainnya yang tidak mendapatkan perhatian khalayak luas ataupun bantuan langsung dari pejabat publik.
Berangkat dari keresahan akan masalah ini, sejumlah pihak seperti Alfatih Timur, pendiri kitabisa.com, Faiz Ghifari, inisiator Warga Bantu Warga, dan Ainun Najib, inisiator Kawal Covid-19 membentuk inisiatif bernama "Kawal Masa Depan."
Baca juga: Ada 4 Anak di Bantul Jadi Yatim Piatu karena Covid-19
Inisiatif yang mulai dirilis di kitabisa.com pada 4 Agustus lalu, telah berhasil mengumpulkan donasi lebih dari 1 miliar rupiah. Donasi ini akan disalurkan dalam bentuk santunan dan dana pendidikan.
Menurut Kalis, saat ini timnya masih mengumpulkan data anak yatim secara online lewat laporan individu, baik dari anak yang bersangkutan, keluarga, maupun warga.
Pada 11 Agustus telah terkumpul lebih dari 415 data anak yatim piatu Covid; dengan domisili terbanyak di Kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Baca juga: Pemkot Madiun Biayai Pendidikan Anak Yatim Piatu Korban Covid-19
Setelah data terkumpul, tim Kawal Masa Depan akan melakukan verifikasi dan menyalurkan bantuan sesuai kondisi dan kebutuhan.
"Misalnya untuk gelombang satu kita tutup di 500 dulu, nah [barulah] kita bisa baca kebutuhannya seperti apa, kategorisasinya; yang SMA sekian, yang SMP sekian, SD sekian, balita sekian," kata Kalis.
Semangat masyarakat untuk membantu tercermin pula pada kenaikan donasi sebanyak 130 persen pada berbagai inisiatif dengan kata kunci 'yatim Covid' pada kitabisa.com.
Kalis berharap inisiatif bentukannya bisa tepat sasaran bahkan menjangkau keluarga yang tidak memiliki akses internet hingga belum mendapat bantuan.
Baca juga: Kisah Bocah Kelas 3 SD Jadi Yatim Piatu karena Covid-19, Ayah dan Ibu Meninggal Selang Sehari
Di Yogyakarta, Agnes yang mendadak menjadi orang tua tunggal, belum mendapat bantuan dari pemerintah semenjak kepergian suaminya.
Namun, ada satu hal yang membuat Agnes bersyukur.
Meski anaknya Ednan baru kelas empat SD, menurut Agnes, ia telah mengerti mengapa ayahnya meninggal dan menerima kepergiannya.
"Setiap malam kami sekarang punya kebiasaan, doa bersama mengingat suami saya. Lalu kadang Ednan bilang," kata Agnes "Bapak nanti malam datang ke mimpiku saja ya pak, jangan ke mimpi ibu."
Wartawan di Bandung, Yuli Saputra, dan wartawan di Yogyakarta, Furqon Ulya Himawan, berkontribusi untuk artikel ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.