Jakarta, 15 Januari 1978
Saya yang berjanji,
(==Tigor Silaban==)
Baca juga: Mengenal Para Pahlawan Nasional dari Papua
Dikutip dari Kompas.id, pada tahun 1979 setelah lulus dari UI, Tigor menjadi tenaga kesehatan di Puskesmas Bokondini yang berada di pedalaman Kabupaten Jayawijaya.
Ia bekerja di tengah keterbatasan infrastruktur, sarana transportasi, dan rawan gangguan keamanan.
Dokter Tigor dikenal kuat berjalan kaki menapaki gunung dan sungai hingga berhari-hari agar warga di pedalaman mendapat akses kesehatan.
”Ia bahkan dikenal sebagai dokter yang berani operasi pasien walaupun risikonya sangat tinggi. Saat itu, dokter spesialis bedah di Papua sangat minim,” kata dokter Bagus Sukaswara, rekan dan sahabat perjuangan Tigor.
Baca juga: Jelang PON XX, Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19 di 5 Kabupaten/Kota Wilayah Papua
Tigor pensiun dari PNS pada tahun 2017 dan ada 38 tanda jasa yang disematkan pada pria kelahiran Bogor, 1 April 1953, itu.
Semasa hidupnya, Tigor berhasil melahirkan banyak program pelayanan kesehatan di Papua. Salah satu yang terkenal adalah program jaringan kesehatan paralel.
Program kesehatan ini melatih tenaga nonkesehatan di daerah pedalaman, seperti perwakilan gereja.
Baca juga: Resmi, Pemprov Papua Tutup Pelabuhan dan Perketat Bandara
Mereka nantinya bakal membantu beragam pelayanan kesehatan, seperti pemberian makanan bergizi bagi anak serta sosialisasi kelambu pencegah demam berdarah dan malaria.
Hingga akhir hayatnya, dokter Tigor masih bertugas sebagai konsultan di Kabupaten Lanny Jaya.
Selamat jalan, dokter Tigor. Dedikasi dan kesetiaanmu bagi masyarakat Papua selama 42 tahun akan selalu dikenang sepanjang masa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.