Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tigor Silaban, Dokter Legenda dari Tanah Papua, Janji pada Tuhan untuk Mengabdi di Pedalaman

Kompas.com - 13/08/2021, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tigor Silaban adalah dokter legenda yang mengabdi di Tanah Papua. Selama lebih dari 40 tahun, dia mendedikasikan diri untuk warga di pedalaman Papua agar mendapatkan akses kesehatan yang sama.

Pengabdian dokter Tigor harus berakhir. Pria 68 tahun itu mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dok II Jayapura pada Jumat (6/8/2021).

Putra arsitek Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban, itu meninggalkan seorang istri dan empat anaknya serta seorang cucu.

Baca juga: Proses Pemilihan Wagub Papua Masih Buntu, Ini Penjelasannya...

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyebutkan bahwa seminggu sebelum meninggal, dokter Tigor Silaban dinyatakan positif Covid-19.

Dikutip dari Suryamalang.com, dokter Tigor pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Papua dan pernah bertugas di Jayawijaya, Bokondini, Yahukimo, serta daerah pedalaman lainnya di Bumi Papua.

Saat mengabdi di Papua, dia juga membangun jaringan radio yang memudahkan komunikasi antarpuskesmas.

Baca juga: Sosok Victor Yeimo, Otak Kerusuhan Jayapura, Dikenal sebagai Orator, Vokal Suarakan Pembebasan Papua

Janji pada Tuhan untuk mengabdi di pedalaman

Dokter Tigor saat berkunjung ke Kabupaten MappiDOKUMENTASI MEDIA FACEBOOK TIGOR SILABAN Dokter Tigor saat berkunjung ke Kabupaten Mappi
Hal lain yang membuat dokter Tigor istimewa adalah janji yang dibuat pada 15 Januari 1978.
Dalam unggahan akun @Darmaningtyas di Twitter, tampak sebuah foto yang menampilkan sebuah tulisan berjudul "Janji kepada Tuhan".

Tulisan itu disebut dibuat pada 15 Januari 1978 oleh Tigor Silaban sebelum dia menjadi dokter.

Berikut tulisan lengkap "Janji kepada Tuhan" yang dibuat dokter Tigor Silaban:

Baca juga: Proses Pemilihan Wagub Papua Masih Buntu, Ini Penjelasannya...

Kalau Tuhan meluluskan saya sebagai Dokter di FKUI, saya berjanji kepada Tuhan dengan sungguh--sungguh dand engan sepenuh hati dan akal budi saya bahwa:

1. Saya akan bekerja sebagai Dokter di tempat yang jauh sekali dari Jakarta, dan say aakan bekerja lebih banyak di daerah-daerah pedalaman.

2. Saya tidak akan pernah membuka praktek Dokter swasta/mandiri/partikelir.

3. Saya tidak akan pernah meminta uang jasa kepada masyarakat ataupun perorangan tas pekerjaan Dokter saya.

4. Saya hanya akan bekerja sebagai dokter di institusi pemerintah atau swasta dan merekalah yang harus membayar saya sesuai dengan hak saya.

Demikianlah janji ini saya ucapkan pada hari Minggu tanggal 15 Januari 1978 jam 23.00 WIB di tepi pantai Ancol, dengan mempertaruhkan harga diri dan martabat saya, semoga kiranya Tuhan akan selalu menolong dan menguatkan saya dalam menjalankan janji ini.

Jakarta, 15 Januari 1978

Saya yang berjanji,

(==Tigor Silaban==)

Baca juga: Mengenal Para Pahlawan Nasional dari Papua

Dikutip dari Kompas.id, pada tahun 1979 setelah lulus dari UI, Tigor menjadi tenaga kesehatan di Puskesmas Bokondini yang berada di pedalaman Kabupaten Jayawijaya.

Ia bekerja di tengah keterbatasan infrastruktur, sarana transportasi, dan rawan gangguan keamanan.

Dokter Tigor dikenal kuat berjalan kaki menapaki gunung dan sungai hingga berhari-hari agar warga di pedalaman mendapat akses kesehatan.

”Ia bahkan dikenal sebagai dokter yang berani operasi pasien walaupun risikonya sangat tinggi. Saat itu, dokter spesialis bedah di Papua sangat minim,” kata dokter Bagus Sukaswara, rekan dan sahabat perjuangan Tigor.

Baca juga: Jelang PON XX, Pemerintah Percepat Vaksinasi Covid-19 di 5 Kabupaten/Kota Wilayah Papua

Program pelayanan kesehatan di Papua

Saat mengabdi di Papua, dokter Tigor juga membangun jaringan radio yang memudahkan komunikasi antar puskesmas.DOKUMENTASI MEDIA FACEBOOK TIGOR SILABAN Saat mengabdi di Papua, dokter Tigor juga membangun jaringan radio yang memudahkan komunikasi antar puskesmas.
Tigor pensiun dari PNS pada tahun 2017 dan ada 38 tanda jasa yang disematkan pada pria kelahiran Bogor, 1 April 1953, itu.

Semasa hidupnya, Tigor berhasil melahirkan banyak program pelayanan kesehatan di Papua. Salah satu yang terkenal adalah program jaringan kesehatan paralel.

Program kesehatan ini melatih tenaga nonkesehatan di daerah pedalaman, seperti perwakilan gereja.

Baca juga: Resmi, Pemprov Papua Tutup Pelabuhan dan Perketat Bandara

Mereka nantinya bakal membantu beragam pelayanan kesehatan, seperti pemberian makanan bergizi bagi anak serta sosialisasi kelambu pencegah demam berdarah dan malaria.

Hingga akhir hayatnya, dokter Tigor masih bertugas sebagai konsultan di Kabupaten Lanny Jaya.

Selamat jalan, dokter Tigor. Dedikasi dan kesetiaanmu bagi masyarakat Papua selama 42 tahun akan selalu dikenang sepanjang masa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

WN Papua Nugini Ditangkap karena Membawa Dua Butir Amunisi

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com