Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bowo Tuai Rezeki di Tengah Pandemi berkat Jahe Seduh Borobudur

Kompas.com - 11/08/2021, 15:42 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tidak selalu bercerita tentang kesedihan, ada juga kisah-kisah yang menuai hikmah dari serangan wabah ini.

Salah satunya, Bowo Sutrisno, pengusaha minuman tradisional jahe seduh di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Minuman jahe seduh buatan Bowo yang dirintis sejak 2018 itu laris manis sejak Covid-19 merebak di Indonesia.

Baca juga: Menggali Makna Tradisi Suro dan Tahun Baru Islam di Tengah Pandemi Covid-19

Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diambil pemerintah juga tidak memengaruhi produksi dan penjualannya. 

"Pandemi Covid-19 ini malah penjualan jahe seduh kami meningkat dua kali lipat. Setelah setengah tahun pandemi, grafiknya naik terus sampai sekarang," ujar Bowo, belum lama ini.

Komoditas jahe banyak diburu masyarakat saat Covid-19 mewabah karena termasuk rempah yang kaya manfaat.

Jahe mengandung zat tertentu yang dianggap bisa menambah kekebalan tubuh melawan virus.

Baca juga: Kala Baliho Tokoh Politik Bertebaran di Tengah Pandemi…

Bowo menjual minuman tradisional bermerek "Java Ginger" produksinya melalui daring, dan dibantu para reseller.

Ia telah mengirim jahe seduh kepada pelanggannya di Jakarta, Kulonprogo, hingga Kalimantan.

Selain itu, Bowo juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah toko oleh-oleh di Magelang.

Bowo menceritakan, ide awal pembuatan minuman ini karena bahan baku jahe jenis emprit dan merah di daerahnya melimpah.

Ia berinisiatif mengolah dan mengembangkan rempah ini menjadi minuman serbuk.

"Di sini banyak petani yang menanam jahe emprit dan jahe merah, biasanya mereka menjualnya langsung ke pasar. Kemudian kami berinisitif bagaimana mengolah dan mengembangkan jahe ini agar bisa bernilai lebih, dengan membuat jahe bubuk," terang Bowo.

Baca juga: Ada Permintaan dari Jerman, Bangka Belitung Gencarkan Produksi Jahe Merah

Ada empat jenis olahan jahe yang ia produksi, yakni Jahe Original, Jahe Madu, Jahe Gula Aren, dan Jahe Merah.

Cara pembuatannya pun sederhana, jahe yang sudah dikupas dan dicuci bersih lalu diparut.

Air parutan jahe selanjutnya direbus dicampur gula dan rempah-rempah hingga menjadi kristal.

Aneka bubuk dijual dijual dalam kemasan berisi 250 gram dengan harga berbeda tiap jenis.

Untuk harga Jahe Original Rp 15.000 per kemasan, Jahe Madu dan Jahe Merah Rp 25.000 per kemasan, sedangkan Jahe Aren Rp 18.000 per kemasan.

Baca juga: Pandemi Corona bagi Petani Jahe, Awalnya Membawa Berkah, Kini Bikin Gundah

Dalam sehari, ia biasa memproduksi hingga 3 kilogram jahe bubuk yang dikemas menjadi 12 kemasan.

"Untuk proses produksi ini, kami berdayakan perempuan di sekitar kami. Kalau ada pesanan, kami produksi sampai sore hari," imbuh Bowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com