MAGELANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tidak selalu bercerita tentang kesedihan, ada juga kisah-kisah yang menuai hikmah dari serangan wabah ini.
Salah satunya, Bowo Sutrisno, pengusaha minuman tradisional jahe seduh di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Minuman jahe seduh buatan Bowo yang dirintis sejak 2018 itu laris manis sejak Covid-19 merebak di Indonesia.
Baca juga: Menggali Makna Tradisi Suro dan Tahun Baru Islam di Tengah Pandemi Covid-19
Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diambil pemerintah juga tidak memengaruhi produksi dan penjualannya.
"Pandemi Covid-19 ini malah penjualan jahe seduh kami meningkat dua kali lipat. Setelah setengah tahun pandemi, grafiknya naik terus sampai sekarang," ujar Bowo, belum lama ini.
Komoditas jahe banyak diburu masyarakat saat Covid-19 mewabah karena termasuk rempah yang kaya manfaat.
Jahe mengandung zat tertentu yang dianggap bisa menambah kekebalan tubuh melawan virus.
Baca juga: Kala Baliho Tokoh Politik Bertebaran di Tengah Pandemi…
Bowo menjual minuman tradisional bermerek "Java Ginger" produksinya melalui daring, dan dibantu para reseller.
Ia telah mengirim jahe seduh kepada pelanggannya di Jakarta, Kulonprogo, hingga Kalimantan.
Selain itu, Bowo juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah toko oleh-oleh di Magelang.
Bowo menceritakan, ide awal pembuatan minuman ini karena bahan baku jahe jenis emprit dan merah di daerahnya melimpah.
Ia berinisiatif mengolah dan mengembangkan rempah ini menjadi minuman serbuk.
"Di sini banyak petani yang menanam jahe emprit dan jahe merah, biasanya mereka menjualnya langsung ke pasar. Kemudian kami berinisitif bagaimana mengolah dan mengembangkan jahe ini agar bisa bernilai lebih, dengan membuat jahe bubuk," terang Bowo.
Baca juga: Ada Permintaan dari Jerman, Bangka Belitung Gencarkan Produksi Jahe Merah
Ada empat jenis olahan jahe yang ia produksi, yakni Jahe Original, Jahe Madu, Jahe Gula Aren, dan Jahe Merah.
Cara pembuatannya pun sederhana, jahe yang sudah dikupas dan dicuci bersih lalu diparut.
Air parutan jahe selanjutnya direbus dicampur gula dan rempah-rempah hingga menjadi kristal.
Aneka bubuk dijual dijual dalam kemasan berisi 250 gram dengan harga berbeda tiap jenis.
Untuk harga Jahe Original Rp 15.000 per kemasan, Jahe Madu dan Jahe Merah Rp 25.000 per kemasan, sedangkan Jahe Aren Rp 18.000 per kemasan.
Baca juga: Pandemi Corona bagi Petani Jahe, Awalnya Membawa Berkah, Kini Bikin Gundah
Dalam sehari, ia biasa memproduksi hingga 3 kilogram jahe bubuk yang dikemas menjadi 12 kemasan.
"Untuk proses produksi ini, kami berdayakan perempuan di sekitar kami. Kalau ada pesanan, kami produksi sampai sore hari," imbuh Bowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.