Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Kambing di Gunungkidul Mati Kehabisan Darah

Kompas.com - 05/08/2021, 17:44 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 14 kambing di Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mati secara misterius dalam satu pekan terakhir.

Lurah Purwodadi, Sagiyanto, mengatakan belasan kambing itu mati dengan ciri yang sama yaitu gigitan di bagian leher atau perut.

Daging hewan itu tidak dimakan habis, tapi darahnya habis.

"Diduga dilakukan oleh kawanan hewan liar. Peristiwa penyerangan di wilayah Purwodadi sudah sering terjadi dan hampir berulang setiap tahunnya," Sagiyanto saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Korban Gendam Bermodus Bansos, Nenek di Gunungkidul Kehilangan Cincin Rp 2 Juta

Jogoboyo Kalurahan Purwodadi, Suyanto, menyebutkan seluruh kambing mati kehabisan darah itu adalah yang kandangnya terbilang jauh dari permukiman penduduk.

Peternak di Kalurahan Purwodadi memang punya kebiasaan menempatkan kandang ternak jauh dari rumah, tapi dekat dengan ladang.

"Kebiasan ini karena untuk memudahkan petani memberi pakan," kata Suyanto.

Untuk mengantisipasi serangan hewan buas, biasanya peternak memperkuat kandang. Namun, cara ini dianggap masih kurang efektif.

Baca juga: Pencuri Ternak Bawa Senpi Dibekuk Polisi, Berawal Warga Kerap Dengar Bunyi Letusan dari Dalam Hutan

Karenanya, setiap musim kemarau peternak memilih untuk memindahkan kambing-kambingnya ke dekat rumah.

"Kami terus mengimbau kepada warga untuk terus waspada terhadap potensi serangan hewan liar," ucap Suyanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com