MALANG, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyebabkan munculnya frost atau embun upas yang menyerupai es.
Embun upas itu menempel di berbagai tanaman.
Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan, embun upas terpantau di daerah Ranupani yang menjadi lereng Gunung Semeru dan di lautan pasir yang merupakan kaldera Gunung Bromo.
Ranupani merupakan daerah yang berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan Bromo berada di ketinggian 2.329 mdpl.
Embun upas itu mulai terlihat sejak awal Juli ini.
Baca juga: Cegah Perampasan Jenazah Pasien Covid-19, Polisi Jaga Sejumlah Rumah Sakit di NTT
Diperkirakan, embun upas masih akan terlihat sampai Agustus seiring dengan rendahnya suhu di kawasan itu.
"Itu biasa terjadi setiap tahun antara Juli-Agustus yang merupakan puncak musim kemarau," kata Sarif, melalui sambungan telepon, Jumat (30/7/2021).
Embun upas itu tidak muncul setiap hari. Embun upas hanya muncul ketika suhu berada diangka minus hingga 4 derajat celsius.
Suhu di kawasan itu memang lebih dingin dari biasanya. Di kawasan Ranupani biasanya suhu terendah 10 sampai 14 derajat celsius.
Namun, kali ini suhu terendah bisa 4 derejat celsius atau bahkan minus.
"Frost ini muncul kalau suhu minus sampai 4. Kalau setiap harinya 10 sampai 14 derajat celsius," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan, suhu di Ranupani sempat menyentuh minus 3 sampai 4 derajat celsius.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.