Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Kemarau, Embun Upas Muncul di Kawasan Semeru dan Bromo

Kompas.com - 30/07/2021, 10:37 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyebabkan munculnya frost atau embun upas yang menyerupai es.

Embun upas itu menempel di berbagai tanaman.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan, embun upas terpantau di daerah Ranupani yang menjadi lereng Gunung Semeru dan di lautan pasir yang merupakan kaldera Gunung Bromo.

Ranupani merupakan daerah yang berada di ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan Bromo berada di ketinggian 2.329 mdpl.

Embun upas itu mulai terlihat sejak awal Juli ini.

Baca juga: Cegah Perampasan Jenazah Pasien Covid-19, Polisi Jaga Sejumlah Rumah Sakit di NTT

Diperkirakan, embun upas masih akan terlihat sampai Agustus seiring dengan rendahnya suhu di kawasan itu.

"Itu biasa terjadi setiap tahun antara Juli-Agustus yang merupakan puncak musim kemarau," kata Sarif, melalui sambungan telepon, Jumat (30/7/2021).

Embun upas itu tidak muncul setiap hari. Embun upas hanya muncul ketika suhu berada diangka minus hingga 4 derajat celsius.

Suhu di kawasan itu memang lebih dingin dari biasanya. Di kawasan Ranupani biasanya suhu terendah 10 sampai 14 derajat celsius.

Namun, kali ini suhu terendah bisa 4 derejat celsius atau bahkan minus.

"Frost ini muncul kalau suhu minus sampai 4. Kalau setiap harinya 10 sampai 14 derajat celsius," kata dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan, suhu di Ranupani sempat menyentuh minus 3 sampai 4 derajat celsius.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif BDB hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com