Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek yang Kayuh Sepeda 15 Km demi Vaksin: Lama Menunggu, Saya Belum Makan dari Pagi

Kompas.com - 30/07/2021, 11:45 WIB
Abdul Haq ,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Video mengenai Muhammad Safaruddin (64), warga Jalan Kerungkerung, Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi viral karena perjuangannya untuk mengikuti vaksinasi massal yang digelar oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di salah satu tempat perbelanjaan di Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Kakek ini mengayuh sepeda sejauh belasan kilometer dari tempat kerjanya yang merupakan tukang cuci motor, Jumat (30/7/2021).

Safaruddin yang merupakan kakek dari tujuh orang cucu dari keenam anaknya kini menjadi buah bibir dan banyak meraih simpati atas perjuangan mengikuti vaksinasi meski harus berdiri kebingungan selama enam  jam lantaran tak tahu cara mendaftar secara online.

Baca juga: Viral, Video Kakek 67 Tahun Berjuang Kayuh Sepeda Pinjaman Puluhan Km untuk Ikut Vaksinasi Covid-19

Saat Kompas.com menemui Safaruddin di kediamannya, ia tak menyangka dirinya akan viral. Ia pun menceritakan kronologi mengikuti vaksinasi massal.

Sebagaimana kesehariannya, ia berangkat dari rumahnya pada pukul 07.00 Wita menggunakan sepeda pemberian majikannya untuk bekerja sebagai tukang cuci motor di Jalan Hertasning, Makassar.

Saat tiba di tempat kerjanya, ia mendapatkan info dari majikannya bahwa di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Perintis Kemerdekaan sedang digelar vaksinasi massal secara gratis.

Mendapat informasi tersebut, ia pun langsung mengayuh sepedanya sejauh 15 kilometer dan tiba pada pukul 09.15 Wita.

Namun, saat tiba di lokasi vaksinasi massal, ia kebingungan lantaran tak tahu cara mendaftar secara online lantaran tidak memiliki ponsel.

Ia pun hanya berdiri kebingungan di luar antrean hingga pukul 14.00 Wita hingga akhirnya salah seorang dokter mendatanginya dan menanyakan niatnya berada di lokasi.

"Saya tiba di sana jam sembilan lewat dan jam dua siang ada dokter yang bertanya mau apa ke sini jadi saya bilang mau ikut vaksin," kata Safaruddin kepada Kompas.com.

Setelah melalui proses diskusi oleh panitia yang menggelar vaksinasi, Safaruddin pun akhirnya berhasil mengikuti vaksinasi massal dan langsung kembali ke tempat kerjanya.

"Sebenarnya kemarin bapak ini tidak bisa ikut vaksinasi karena syarat pendaftaran harus melalui online, tapi setelah rapat kecil-kecilan, kami pun putuskan bapak ini ikut vaksinasi," ujar dr Helmiyadi kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Cerita di Balik Video Viral yang Kakek Berjam-jam Bingung di Lokasi Vaksinasi Massal

Safaruddin sendiri mengaku tetap bugar dan tak mengalami gejala usai menjalani vaksinasi meski seharian tidak makan.

"Waktu ikut vaksinasi sebenarnya saya belum makan sejak pagi sampai malam, nanti kembali ke rumah baru makan bersama istri dan anak-anak," tutur Safaruddin.

Ia pun berkisah sulitnya mendapat pekerjaan selama pandemi ini. Sehari-hari, Safaruddin bekerja sebagai tukang cuci motor dengan pendapatan rendah.

Meski demikian, kakek ini tetap bersyukur masih mampu mempertahankan asap dapur rumahnya tetap mengepul.

"Kalau pendapatan sehari-hari tergantung berapa banyak motor yang saya cuci di tempat kerja dan kadang dapat Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per hari," ucap Safaruddin.

Kisah kakek Safaruddin ini banyak menuai simpati dari berbagai kalangan atas keteguhannya mengikuti vaksinasi massal meski banyak kabar miring yang ia terima tentang vaksinasi.

"Saya sarankan kepada masyarakat agar ikut vaksinasi karena tidak ada efek apa-apa, bahkan saya sudah tua begini malah tambah bugar," kata Safaruddin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Regional
Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Saat Ramadhan

Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Saat Ramadhan

Regional
Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi Volunteer di Posko Banjir Kota Semarang

Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi Volunteer di Posko Banjir Kota Semarang

Regional
Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal usai Menyelam di Raja Ampat

Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal usai Menyelam di Raja Ampat

Regional
Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Regional
Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi 'Online' Tarif Rp 500.000

Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi "Online" Tarif Rp 500.000

Regional
Pelabuhan Ciwandan Banten Mulai Layani Pemudik Motor 3-9 April 2024

Pelabuhan Ciwandan Banten Mulai Layani Pemudik Motor 3-9 April 2024

Regional
Berkat Kerja Keras Pj Apriyadi, 7 Desa di Muba Kini Dapat Nikmati Listrik PLN

Berkat Kerja Keras Pj Apriyadi, 7 Desa di Muba Kini Dapat Nikmati Listrik PLN

Regional
2 Kali Kalah, Benny K Harman Enggan Maju Lagi di Pilgub NTT

2 Kali Kalah, Benny K Harman Enggan Maju Lagi di Pilgub NTT

Regional
Kisah Sabiq, Disabilitas yang Mengajar Mengaji Seratusan Anak di Salatiga

Kisah Sabiq, Disabilitas yang Mengajar Mengaji Seratusan Anak di Salatiga

Regional
Keroyok Guru SMA, Ayah dan Anak di Lembata Ditetapkan Tersangka

Keroyok Guru SMA, Ayah dan Anak di Lembata Ditetapkan Tersangka

Regional
6 Wanita Sumbar Raih Kursi MPR RI, Keterwakilan Perempuan Naik

6 Wanita Sumbar Raih Kursi MPR RI, Keterwakilan Perempuan Naik

Regional
KM Sinar Lema 01 Diperkirakan Tenggelam di Perairan Raja Ampat

KM Sinar Lema 01 Diperkirakan Tenggelam di Perairan Raja Ampat

Regional
Soal Kematian Santri di Jambi, Hotman Paris Curiga Jasad Korban Disetrum

Soal Kematian Santri di Jambi, Hotman Paris Curiga Jasad Korban Disetrum

Regional
Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan

Banjir Demak Meluas, Warga Ramai-ramai Bendung Ruas Jalan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com