Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga yang Tidak Dapat Bansos Saat PPKM Darurat, Tak Didata hingga Bingung untuk Biaya Makan

Kompas.com - 27/07/2021, 15:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bermasalahnya data penerima bantuan sosial Covid-19 disebut terus menjadi penyebab penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran.

Transparency International Indonesia (TII) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut, data yang tidak akurat menyebabkan masih ada masyarakat terdampak yang tidak menerima bansos Covid-19.

Data yang tidak akurat "juga membuka potensi penyelewengan", seperti yang dialami mantan Menteri Sosial Juliari Batubara terjerat korupsi bansos Covid-19 tahun lalu.

Baca juga: Modus Bansos, Pria Ini Gasak Harta Kakek 85 Tahun

Pemerintah Indonesia mengumumkan untuk menyalurkan bansos sebagai implikasi dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Pulau Jawa dan Bali dari 3 Juli, yang diperpanjang hingga 2 Agustus mendatang, yang sekarang disebut PPKM Level 4.

Bantuan yang diberikan, di antaranya, berupa beras sebanyak 10 kilogram, kartu sembako Rp 200.000 per bulan, bansos tunai Rp 300.000 dan lainnya.

Namun tiga pekan PPKM darurat terlewati, beragam bantuan tersebut tidak dirasakan dua warga di Kelurahan Lopang, Serang, Banten, Rahmat dan Yusuf dan juga warga Bandung Popi Zulfida.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengakui adanya permasalahan dalam data penerima bansos dengan menemukan masih ada warga terdampak yang belum menerima bantuan.

Risma menyebut, penyebabnya berasal dari pemerintah daerah yang tidak memasukan nama mereka.

Baca juga: Menko PMK Minta Beras untuk Bansos Berasal dari Petani Lokal

"Jangankan dapat bantuan, didata saja belum"

Rahmat, pedagang dendeng bandeng,warga Kelurahan Lopang, Serang, Banten, mengaku tidak pernah mendapatkan bansos dari pemerintah dalam bentuk apa pun.Yandhi Deslatama Rahmat, pedagang dendeng bandeng,warga Kelurahan Lopang, Serang, Banten, mengaku tidak pernah mendapatkan bansos dari pemerintah dalam bentuk apa pun.
Rahmat, warga Kelurahan Lopang, Serang, Banten, tinggal di rumah berukuran lima kali empat meter bersama istri dan anaknya.

Setiap hari ia berjualan dendeng ikan bandeng yang kini pendapatannya berkurang jauh akibat PPKM.

"Sebelum PPKM bisa dapat Rp300.000 hingga 500.000 sama modal per hari. Sekarang paling Rp 80.000. Bandeng kan bertahan tiga hari, kalau tidak laku dibagi ke tetangga," kata Rahmat, seperti dilaporkan wartawan Yandhi Deslatama untuk BBC News Indonesia, Senin (26/7/2021).

Rahmat menambahkan, selama PPKM berlangsung, bahkan sepanjang pandemi Covid-19, ia tidak pernah mendapatkan bansos dari pemerintah dalam bentuk apa pun.

Baca juga: Kasus Aa Umbara, KPK Dalami Aliran Uang dari Kontraktor Proyek Bansos

"Belum pernah didata RT, RW, kelurahan baik bansos, UMKM dan lainnya. Tidak pernah dapat bantuan. Jangankan dapat bantuan, didata saja tidak pernah," kata Rahmat.

Nasib yang sedikit lebih baik dialami Yusuf, warga Lopang yang pernah mendapatkan bantuan sembako dan beras lima kilogram tahun lalu.

"Bantuannya itu dari Polres. Tapi pas PPKM ini tidak pernah dapat apa-apa, padahal sudah didata, kirim KTP, kartu keluarga, data-data ke RT," kata Yusuf yang bekerja sebagai penjual pisang goreng.

Baca juga: Ini Ragam Bansos yang Bisa Anda Dapat Selama PPKM Level 4

Yusuf, warga Lopang, Serang, Banten mengaku belum pernah mendapatkan bansos sepanjang tiga pekan PPKM darurat.Yandhi Deslatama Yusuf, warga Lopang, Serang, Banten mengaku belum pernah mendapatkan bansos sepanjang tiga pekan PPKM darurat.
Yusuf tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai tukang urut di rumah berukuran lima kali lima meter.

Pendapatannya kini akibat PPKM menurun lebih dari 50%, dengan keuntungan bersih kurang dari Rp 70.000.

Sudah lebih dari tiga pekan PPKM darurat, informasi mengenai bansos juga belum didapat oleh Ketua RT 08 RW 01, Lopang, Serang, Mamad Hasni.

"Pendataan dan informasi [bansos PPKM darurat] belum ada. Warga sampai sekarang juga sering tanya ke saya, kenapa bantuan belum turun," ujar Mamad.

Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Terjun Langsung Salurkan Bansos ke Warga

"Tiga pekan PPKM, tidak ada bantuan"

Seorang warga Bandung yang terdaftar sebagai penerima bansos, Popi Zulfida, mengatakan tidak pernah mendapatkan bantuan semenjak PPKM darurat diberlakukan sejak 3 Juli lalu.

"Terakhir bulan Mei kemarin, terus tidak ada lagi. Katanya mau ada lagi, tapi belum ada hingga sekarang," kata Popi kepada wartawan Yuli Saputra yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Popi melanjutkan, bansos sebesar Rp 300.000 yang diberikan Kementerian Sosial tidak akan cukup menutupi biaya hidup akibat PPKM darurat.

"Bantuan itu buat bayar listrik saja sudah habis, sedangkan pengeluaran banyak. Belum ongkos, belum makan, ngontrak [rumah], pusing," kata Popi.

Baca juga: Berikan Oksigen Gratis, TNI AU Operasikan Pabrik Zat Asam di Bandung

Warga mendistribusikan Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemprov DKI Jakarta untuk penanganan COVID-19 di kawasan Jatinegara, Jakarta, tahun lalu.ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO Warga mendistribusikan Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemprov DKI Jakarta untuk penanganan COVID-19 di kawasan Jatinegara, Jakarta, tahun lalu.
Menurutnya, PPKM menyebabkan usahanya, jual makanan, turun drastis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com