Selain menampung, Bripka Honny juga memberikan makanan gratis dan mencari donatur untuk membantu para keluarga terdampak badai seroja.
Di rumahnya, dilakukan trauma healing, pelayanan rohani, makan gratis, wifi gratis, pengobatan gratis dan pemberian bantuan.
Saat anak-anak belajar dan bersukacita agar tidak trauma, ibu-ibu mereka membantu kegiatan di dapur.
Dapur rumah Joy Neno dan Honny Bait pun berubah menjadi dapur umum.
Hampir setiap hari, puluhan ibu-ibu ini memasak dan membuat kue serta memasak nasi untuk dibagikan kepada anak-anak.
"Saya memang fokus perhatian pada anak-anak karena mereka kehilangan tempat tinggal. Bayangkan ada 164 KK yang kehilangan rumah dan rata-rata kepala keluarga memiliki tiga hingga lima orang anak," ujar Bripka Honny, kepada sejumlah wartawan.
Selain menampung anak-anak dan memberikan makanan gratis serta layanan wifi gratis, dia pun aktif mencari donatur bagi anak-anak dan korban Badai seroja.
Bantuan pun mengalir dari Kapolda NTT dan Direktur Lantas Polda NTT serta sejumlah donatur.
Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu sempat menyambangi posko ini dan berbaur dengan anak-anak.
Bantuan tidak hanya dari Polri tetapi juga dari TNI dan ketua serta pengurus Bhayangkari Polda NTT.
Baca juga: Penyebaran Covid-19 di Kota Blitar Tinggi, Apa Penyebabnya?
Terkadang donatur mengirimkan makanan siap saji atau beras dan terigu yang diolah oleh ibu-ibu korban badai seroja.
Bripka Honny pun aktif mengontrol aktivitas kaum ibu agar makanan yang disiapkan higienis.
Sang suami, Bripka Joy Neno pun tidak tinggal diam melihat kesibukan sang istri dan para kaum ibu.
Bripka Joy Neno tidak segan-segan turun ke dapur membantu Bripka Honny dan kaum ibu menyiapkan makanan.
"Saya sangat bersyukur karena kegiatan kemanusiaan ini didukung penuh suami dan anak-anak saya serta keluarga, bahkan mendapat perhatian dari lurah dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Oebufu," ujar Bripka Honny.
Saat para ibu sibuk memasak, anak-anak dikumpulkan untuk bernyanyi dan belajar bersama dan sesekali diberikan kuis berhadiah.
Anak-anak pun ceria seakan melupakan badai yang menghancurkan rumah mereka.
Bripka Honny sendiri mengatur waktu kerjanya sehingga tugas pokok tidak terganggu dengan pelayanan kemanusiaan yang dilakukan.
Setiap pulang kantor, ia rajin menyapa anak-anak. Agar anak-anak tetap bisa sekolah secara daring maka pihaknya pun menggratiskan pemakaian wifi.
Terkadang, ia mendampingi anak-anak mengerjakan tugas sekokah. Karena kedekatannya dengan anak-anak ini maka anak-anak pun menyapanya dengan sebutan bunda.