MAUMERE, KOMPAS.com – Sebanyak tiga pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri meninggal di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sikka dr Clara Francis menjelaskan, tiga pasien itu seharusnya mendapat perawatan di rumah sakit.
Namun, keluarga memaksa membawa pulang pasien untuk dirawat di rumah dan menjalani isolasi mandiri.
“Pasien isolasi mandiri di Sikka yang meninggal ada tiga. Dua di antaranya sudah dirawat di rumah sakit, tetapi mereka paksa pulang ke rumah. Anggota keluarga mengambil sendiri untuk dibawa pulang. Satunya lagi memang keluarga menolak untuk dirawat di rumah sakit,” jelas Clara di Aula Kantor Dinkes Kabupaten Sikka, Kamis siang.
Clara menjelaskan, pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri tetap dikuburkan dengan protokol kesehatan Covid-19.
Baca juga: Ketahuan Bawa Kartu Vaksin dan Surat PCR Palsu, Penumpang Pesawat Ini Mengaku Bayar Rp 750.000
“Yang meninggal di rumah tetap dikuburkan secara protokol kesehatan melalui bagian penindakan di satgas,” katanya.
Clara menjelaskan, ketiga pasien yang meninggal itu mengalami gejala kategori berat. Satgas sudah memberikan penjelasan agar pasien dirawat di rumah sakit.
Namun, keluarga tak menerima penjelasan itu dan memaksa merawat pasien di rumah.
"Boleh karantina mandiri jika gejala ringan, jika dalam perjalanan isolasi mandiri itu mengalami perburukan, keluarga bisa menghubungi satgas dan itu langsung dijemput," kata dia.
Menurut Clara, Satgas Covid-19 Kabupaten Sikka juga pernah menjemput pasien isolasi mandiri yang mengalami perburukan.
"Kemarin dijemput ada dua orang. Kita dapat telepon dari keluarga, langsung ke lokasi dan jemput antar ke rumah sakit. Itu garis koordinasinya,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjut dia, masih ada masyarakat yang menolak utuk dibawa ke lokasi karantina terpusat dan rumah sakit meski terpapar Covid-19.
Namun, sebagian besar di antara mereka mau dirawat di pusat karantina setelah mendapat pemahaman dari petugas.
Baca juga: Buntut Video Anggota DPRD Malaka Berjoget di Kantor, Polisi Selidiki Dugaan Pelanggaran Prokes
Satgas, lanjut dia, memberikan edukasi kepada pasien yang menjalani karantina mandiri. Ada pasien yang menjalani karantina mandiri dan mengikuti anjuran dari satgas dengan baik.
Clara percaya penanganan Covid-19 bisa sukses tergantung pemerintah di tingkat terendah seperti desa dan kelurahan.
Ia mencontohkan penanganan Covid-19 di Desa Runut yang dilakukan dengan sangat baik.
“Contoh, salah satu desa di Sikka yakni Runut. Kepala desanya luar biasa. Dia mengantar warga yang kontak erat ke fasilitas kesehatan untuk menjalani rapid antigen. Beliau juga tahu persis berapa warganya yang isoman dan yang akan sembuh. Mereka juga mempersiapkan makanan dan rumah bagi yang menjalani karantina. Kan tidak bisa Satgas Kabupaten menangani semua pasien Covid-19 yang jumlahnya begitu banyak,” jelas Clara.
Kini, terdapat 625 pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, terdapat 734 kasus aktif di Kabupaten Sikka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.