KOMPAS.com - Belasan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Iko Jatmiko, Rangkasbitung, Lebak, Banten, memasang bendera putih di gerobak mereka.
Bendera putih tersebut merupakan bentuk protes lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang.
Baca juga: Pasang Bendera Putih di Gerobak, Pedagang: Biar Pemerintah Tahu, Kita Sudah Babak Belur
Baca juga: Jika PPKM Darurat Diperpanjang, Saya Akan Serahkan Seluruh Karyawan ke Negara agar Diberi Makan
Warjoko, salah satu penjual gorengan mengatakan, bingung harus melakukan apa.
Baca juga: Setelah Pedagang, Pengusaha Hotel dan Restoran Juga Ikut Kibarkan Bendera Putih
Sejak PPKM Darurat diberlakukan, dia dan penjual lain di sepanjang Jalan Iko Jatmiko hanya bisa pasrah.
"Baru dipasang tadi bareng mahasiswa. Biar pemerintah tahu kalau kita sudah babak belur," kata Warjoko di lokasi, Rabu (21/7/2021).
Gorengan mubazir
Warjoko mengatakan, jam tutup yang terlalu singkat saat PPKM Darurat membuat jualannya tak laku. Ini membuat omzetnya turun hingga 50 persen.
"Saya baru buka sore, biasanya sampai jam 12 malam, tapi sekarang jam 7 malam saja sudah tidak ada pembeli. Banyak gorengan yang mubazir tidak terjual," kata dia.
Baca juga: Mereka yang Isoman, Mereka yang Butuh Perhatian...
Pedagang lain yang memasang bendera putih, Eni, berharap dengan dipasangnya bendera tersebut, pemerintah akan peduli dengan pedagang kecil seperti dirinya.
"Sangat parah dampaknya. Biasanya dalam sehari saya bisa menjual 100 cup minuman, tapi sekarang 20 saja alhamdulillah," kata Eni.
Eni mengatakan, selama PPKM, dia harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil penjualan.
Bahkan, dia harus berhemat dengan cara mengurangi jatah makan bagi dia dan keluarga.
"Sekarang mah makan sepiring berdua saja sudah Alhamdulillah, tidak memikirkan lauknya apa, ketemu nasi saja sudah bersyukur," kata dia.
Selain Eni, suaminya yang merupakan driver ojek juga mengalami langsung dampak PPKM Darurat.
Sejak PPKM, suami Eni memilih berjualan lantaran sepi penumpang.
"Apalagi ada kebijakan jalan ditutup, di atas jam 7 malam enggak bisa ke mana-mana karena banyak jalan yang ditutup, penumpang tidak ada," kata dia.
Belum dapat bantuan
Pedagang lainnya Jefri berharap mendapat bantuan dari pemerintah. Sejak PPKM, Jefri belum pernah mendapat bantuan baik beras maupun uang.
"Besoknya saya tanyakan ke petugas. Katanya harus divaksin dulu kalau mau dapat, sementara saya belum divaksin. Dulu enggak kebagian karena antre," kata Jefri.
Bantuan untuk masyarakat
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Lebak Alkadri mengatakan, bantuan untuk PKL sudah disalurkan sejak PPKM digulirkan awal Juli lalu.
Bantuan yang diberikan berupa 4,5 ton beras dan paket sembako.
"Sudah kita salurkan langsung, paket sembako terdiri dari beras lima kilogram hingga minyak goreng. Melalui Satpol-PP turun langsung langsung untuk para PKL di Rangkasbitung," kata Alkadri kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu.
Bantuan juga diberikan kepada para pedagang di pasar dan PKL yang berminat melakukan vaksinasi.
Secara berkala Pemkab Lebak mengadakan vaksinasi massal untuk pedagang dan PKL. Lalu setelahnya mereka akan mendapat paket sembako.
"Iya, pengen dorong harus vaksin dulu. Mereka tinggal datang ke tempat vaksin nanti dapat paket sembako," kata dia.
Bendera putih dikibarkan pengusaha di Jabar
Selain PKL di Banten, pengusaha hotel dan restoran serta pedagang di Jawa Barat juga mengibarkan bendera putih.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, sebagai bentuk kekecewaan terhadap keadaan perhotelan dan restoran yang mengalami ketidakpastian di masa pandemi Covid-19.
Pengibaran bendera putih tersebut dilakukan di 30 hotel dan restoran di Garut yang tergabung dalam organisasi PHRI.
"Pengibaran bendera putih ini adalah sebuah refleksi hati kita yang menangis. Kita di tempat usaha sendiri seperti orang yang sudah meninggal," ujar Ketua PHRI Garut Deden Rohim dikutip dari Tribunjabar.id, Senin.
Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di Jalan Cikapundung Barat, Kota Bandung, Jabar, juga melakukan hal serupa.
Bendera putih yang dikibarkan merupakan tanda bahwa para pedagang tak lagi sanggup menghadapi Covid-19 yang telah menghancurkan perekonomian mereka. (Penulis Kontributor Banten, Acep Nazmudin | Editor I Kadek Wira Aditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.