“Dengan narik siapa tahu ada orang yang membagikan nasi bungkus atau paket sembako, seperti hari-hari lalu beberapa ada yang membagikan nasi bungkus,” kata dia.
Untuk sehari-hari, dirinya berharap dari bantuan dermawan yang membagikan sembako untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
“Kemarin ada yang membagikan beras 2,5 kilogram. Waktu itu ada yang membagi menggunakan mobil, saya juga ikut lari-lari,” ucap bapak dengan 3 orang anak itu.
Giyanto, sapaan akrabnya, menceritakan, beberapa hari lalu tidak ada pengemudi becak atau bentor yang mangkal di kawasan Malioboro, hanya dia seorang yang tetap mangkal di Malioboro.
Giyanto berkeyakinan rezeki ada yang mengatur jika seseorang tetap berusaha dengan maksimal.
“Waktu itu juga ditanya kenapa kok masih narik sama satpam, ya saya jawab siapa tahu ada rezeki kan gak ada yang tahu,” ungkapnya.
Dengan kondisi seperti ini, Giyanto mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Ia sempat mendapatkan bantuan berupa beras miskin (raskin) tetapi sekarang bantuan itu sudah tidak lagi ia terima.
“Dulu dapat raskin tetapi sekarang sudah dicoret, tidak dapat. Katanya pada dikurangi,” kata dia.
Ia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk membantu selama masa PPKM darurat ini.
“Harapannya ada bantuan dari pemerintah sambil nunggu PPKM, kalau sudah dibuka kan bisa aktivitas lagi,” kata dia.
Hal serupa juga dialami oleh pengemudi lainnya yaitu Suraji, ia kesulitan untuk mendapatkan penumpang saat masa PPKM darurat. Karena sepi, Suraji hanya narik becak seminggu 3 hari.
“Kadang sehari narik lalu dua hari tidak. Nol kemarin sama sekali tidak dapat penumpang,’ kata dia.
Ia masih merasa beruntung jika dibanding dengan pengemudi lainnya, karena ia tidak hanya menarik becak saja tetapi di rumahnya juga membuka warung.
“Istri saya masih buka warung, tetapi saya kasihan sama teman-teman yang pekerjaannya hanya menarik becak saja,” ucapnya.
Baca juga: Heboh Warga Curhat Parkir Mahal di Malioboro, Sultan HB X: Buat Saja Parkir Premium