BLITAR, KOMPAS.com - Di sudut paling belakang area Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar, Senin pagi (19/7/2021), dua pria tengah membersihkan kuku dan tanduk dua ekor sapi.
Salah satunya terlihat sedang sibuk membersihkan kaki seekor sapi berukuran besar.
Baca juga: Setelah Pedagang, Pengusaha Hotel dan Restoran Juga Ikut Kibarkan Bendera Putih
"Ini membersihkan dan memotong kukunya," ujar pria itu menjelaskan yang sedang dia lakukan pada kaki sapi jenis metal itu.
Baca juga: Jika PPKM Darurat Diperpanjang, Saya Akan Serahkan Seluruh Karyawan ke Negara agar Diberi Makan
Sebelum memotong kuku sapi, lebih dulu diletakkan balok kayu di bawah telapak kaki sapi.
Lalu dengan menggunakan tatah kayu dan palu, kuku mulai dipotong. Sekilas, yang dia kerjakan lebih menyerupai seorang tukang kayu yang sedang melubangi sebatang balok kayu.
Sementara pria satunya lagi membersihkan tanduk sapi dengan menggunakan sebilah sabit.
Kepala sapi yang sedang dibersihkan tanduknya, diikatkan erat pada pipa besi yang biasa digunakan untuk menambat sapi.
Kemudian dengan sabit di tangan kanannya, tanduk dibersihkan seperti orang yang sedang membersihkan kulit sebatang kayu.
Sabit ditekan ke pangkal tanduk, kemudian ditarik ke arah ujung sehingga bagian luar tanduk mengelupas.
"Ukuran tanduk menjadi kecil setelah kita bersihkan," ujar pria bernama Dwi (47).
Salon sapi
Meski tanpa plakat, semua pedagang sapi di Pasar Dimoro di Jalan Batanghari tahu bahwa di sudut area itu adalah tempat mereka bisa mendandani sapi dagangan mereka agar terlihat lebih bersih dan sehat.
Mereka biasa menyebut tempat itu sebagai salon sapi.
Pemiliknya bernama Nur Rohman yang biasa juga dipanggil Nur Sungu. Sungu adalah Bahasa Jawa untuk tanduk.
Namun jauh dari bayangan salon kecantikan, peralatan yang digunakan di salon sapi itu antara lain, tatah, sabit, palu, amplas, hingga gergaji besi.