Salin Artikel

Sapi-sapi Berdandan Menjelang Hari Raya Kurban

Salah satunya terlihat sedang sibuk membersihkan kaki seekor sapi berukuran besar.

"Ini membersihkan dan memotong kukunya," ujar pria itu menjelaskan yang sedang dia lakukan pada kaki sapi jenis metal itu.

Sebelum memotong kuku sapi, lebih dulu diletakkan balok kayu di bawah telapak kaki sapi.

Lalu dengan menggunakan tatah kayu dan palu, kuku mulai dipotong. Sekilas, yang dia kerjakan lebih menyerupai seorang tukang kayu yang sedang melubangi sebatang balok kayu.

Sementara pria satunya lagi membersihkan tanduk sapi dengan menggunakan sebilah sabit.

Kepala sapi yang sedang dibersihkan tanduknya, diikatkan erat pada pipa besi yang biasa digunakan untuk menambat sapi.

Kemudian dengan sabit di tangan kanannya, tanduk dibersihkan seperti orang yang sedang membersihkan kulit sebatang kayu.

Sabit ditekan ke pangkal tanduk, kemudian ditarik ke arah ujung sehingga bagian luar tanduk mengelupas.

"Ukuran tanduk menjadi kecil setelah kita bersihkan," ujar pria bernama Dwi (47).

Salon sapi

Meski tanpa plakat, semua pedagang sapi di Pasar Dimoro di Jalan Batanghari tahu bahwa di sudut area itu adalah tempat mereka bisa mendandani sapi dagangan mereka agar terlihat lebih bersih dan sehat.

Mereka biasa menyebut tempat itu sebagai salon sapi.

Pemiliknya bernama Nur Rohman yang biasa juga dipanggil Nur Sungu. Sungu adalah Bahasa Jawa untuk tanduk.

Namun jauh dari bayangan salon kecantikan, peralatan yang digunakan di salon sapi itu antara lain, tatah, sabit, palu, amplas, hingga gergaji besi.

Pedagang sapi menggunakan jasa salon sapi dengan harapan sapi menjadi lebih menarik perhatian calon pembeli.

Salon sapi Nur Sungu memungut biaya sebesar Rp 30.000 untuk membersihkan kuku dan Rp 20.000 untuk tanduk seekor sapi.

Permintaan jasa meningkat

Menjelang Hari Raya Idul Adha atau ketika permintaan sapi untuk hewan kurban meningkat, merupakan masa panen bagi salon sapi Nur Sungu.

"Mulai ramai pekerjaan ya sejak sebulan sebelum hari penyembelihan (Idul Adha) besok," ujar Nur kepada Kompas.com, Senin.

Di hari-hari ramai order itu, setiap orang dari enam anak buah Nur Sungu bisa mendapatkan pekerjaan mendandani enam ekor sapi dalam sehari, meskipun Pasar Dimoro hanya buka dua kali dalam siklus lima hari kalender Jawa.

Artinya, total sekitar 36 ekor sapi yang menggunakan jasa salon sapi yang berada di pasar hewan terbesar di Blitar.

"Kebanyakan sapi yang disalon ya otomatis yang besok mau disembelih. Tapi kan yang nyalonkan pedagangnya, biar cepat laku," ujar Nur Sungu.

Setelah momen Idul Adha, ujarnya, salon sapi miliknya bakal sepi selama satu hingga dua bulan.

Jasa panggilan

Di hari-hari biasa setelah Idul Adha, jasa salon sapi Nur Sungu yang sudah berdiri sejak 1990-an sepi pelanggan.

Untuk itu, di hari biasa, jasa salon sapi Nur juga melayani panggilan.

Karena kebersihan kaki termasuk pemotongan kuku sapi sebenarnya merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan sapi, tidak hanya pedagang sapi yang menggunakan jasa salon sapi Nur Sungu tapi juga peternak sapi.

"Mungkin peternaknya mau menjual sapi yang disalonkan, tapi tidak pun pembersihan kaki ini kan juga untuk kesehatan sapi juga," ujar Nur. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/20/094238578/sapi-sapi-berdandan-menjelang-hari-raya-kurban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke