Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Limbah B3 Infeksius Meningkat Akibat Covid-19, Begini Cara Jabar Mengelolanya

Kompas.com - 06/07/2021, 15:18 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comLimbah bahan berbahaya dan beracun (B3) infeksius di Jawa Barat (Jabar) berpotensi meningkat seiring lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa minggu ini.

Hal tersebut rupanya turut diperparah dengan peningkatan sampah medis akibat program vaksinasi massal.

Untuk mengatasi hal itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Medivest, melakukan sejumlah cara, salah satunya menambah kendaraan pengangkut limbah. Ini dilakukan agar kegiatan operasional bisa berjalan optimal.

Jasa Medivest sendiri merupakan anak perusahaan BUMD Jasa Sarana yang fokus terhadap pengelolaan limbah B3 medis. Perusahaan ini berlokasi di Kawasan Dawuan, Kabupaten Karawang, Jabar.

Baca juga: Pemprov Jabar Dorong Produsen Tingkatkan 3 Kali Lipat Produksi Tabung Oksigen

Direktur Jasa Medivest Olivia Allan menerangkan, saat ini pihaknya tengah mengedepankan peran transporter internal.

Pada Mei 2021, kata dia, Jasa Medivest bahkan sudah menambah lima unit kendaraan pengangkut limbah medis. Saat ini, total ada 12 kendaraan pengangkut limbah medis di Jabar.

"Tahun 2021, kami meracik strategi yang lebih mengedepankan peran transporter internal. Mei 2021, lima unit armada berizin kami tambahkan sehingga total 12 armada telah hilir mudik mengangkut limbah B3 infeksius dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Provinsi Jabar,” kata Olivia, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (6/7/2021).

Ia menerangkan, penanganan limbah medis Covid-19 yang dilakukan Jasa Medivest diklaim aman terhadap lingkungan.

Baca juga: Pemprov Jabar Alihkan Anggaran Pembangunan Rp 140 Miliar untuk Penuhi Kebutuhan Pasien Covid-19

Sebab, pemusnahan menggunakan insinerator berbasis teknologi stepped heart controlled air dengan dua proses pembakaran bersuhu antara 1.000 hingga 1.200 derajat Celsius dan dilengkapi dengan alat kontrol polusi udara.

Selain itu, mesin pembakaran tersebut juga mampu menetralkan emisi gas buang seperti partikel-partikel, acid gas, toxic metal, organic compound, karbon monoksida (CO), dioxin dan furan, sehingga gas buang yang dikeluarkan dapat memenuhi parameter standar baku emisi internasional.

Olivia melaporkan, sepanjang tahun 2020, Jasa Medivest telah menangani 730 ton limbah Covid-19 dari sejumlah provinsi. Sedangkan pada Januari-Mei 2021, perusahaan ini telah menangani 337.7 ton limbah medis Covid-19.

Tak hanya Jabar, Jasa Medivest rupanya juga menangani limbah-limbah Covid-19 dari berbagai daerah lain, seperti DKI Jakarta, Maluku, Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sumatera Barat (Sumbar), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jambi, Bali, dan Yogyakarta.

Baca juga: Periksa Tersangka, KPK Dalami Pengusulan Bantuan Dana Pemprov Jabar ke Pemkab Indramayu

“Limbah Covid-19 kami pastikan jadi prioritas untuk dimusnahkan secara mumpuni melalui dua mesin berteknologi insinerasi yang ramah lingkungan, mampu memusnahkan 500 kilogram limbah B3 infeksius per jamnya untuk masing-masing kapasitas insinerator," ucapnya.

Olivia memastikan bahwa pengelolaan residu hasil bakar akan sampai pada pihak pengelola sanitary landfill yang berizin.

“Semuanya tercatat pada neraca limbah yang secara rutin kami laporkan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK),”imbuhnya.

Komitmen Jasa Medivest

Tak hanya menunjukkan komitmen pengelolaan limbah secara ramah lingkungan, Jasa Medivest juga berkomitmen untuk mengelola limbah B3 secara baik dan mumpuni.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Depok Surati Pemprov Jabar untuk Pembuatan RS Darurat dan Tempat Isolasi OTG

Hal itu dibuktikan dengan upaya minimalisasi risiko sentuhan fisik dalam proses pengangkatan limbah dengan penyediaan wheeled bin (wadah beroda) pada setiap fasyankes yang bekerja sama.

Petugas operasional juga mengenakan alat pelindung diri (APD) dan rutin melakukan desinfeksi limbah pada tempat penyimpanan sementara (TPS) fasyankes. Setelah itu, mereka akan membawa limbah Covid-19 ke Plant Dawuan.

Selain mengelola sampah dari fasilitas layanan kesehatan, Java Medivest juga menggunakan metode “jemput bola” dalam pengelolaan limbah medis dalam kegiatan vaksinasi massal.

Contohnya ketika vaksinasi massal yang digagas Institut Teknologi Nasional (Itenas) yang melibatkan 5.000 penerima vaksin.

Baca juga: Pemprov Jabar Buka Beasiswa Diploma hingga S3, Simak Syaratnya

Dalam agenda itu, Java Medivest ikut berkontribusi dengan menyiapkan safety box dan plastik limbah infeksius (berwarna kuning) sebagai wadah limbah vaksinnya.

Wadah tersebut bisa langsung dimasukkan ke dalam sejumlah wheeled bin yang telah disediakan pada area vaksinasi. Hal ini merupakan standar prosedur yang berfungsi agar mengurangi risiko sentuhan fisik bagi para tenaga kesehatan ketika bertugas.

Olivia menjelaskan, sentra vaksinasi membutuhkan tata kelola limbah vaksin yang mumpuni agar limbah tidak berdampak pada manusia dan lingkungan.

“Jasa Medivest terus mengedepankan peran aktifnya untuk terlibat langsung dalam mewujudkan komitmen pemerintah, khususnya dalam upaya menanggulangi limbah berkategori B3 infeksius secara ramah lingkungan,” jelas Olivia.

Baca juga: Sekda dan 2 Kepala Dinas di Pemprov Jabar Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com