JAMBI, KOMPAS.com - Kepala Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Haidir menanggapi pemberitaan viral terkait Orang Rimba ditolak bank dan terpaksa menyimpan uang di dalam tanah.
"Peristiwa sebelum tahun 1999 (22 tahun silam), pada masa itu komunitas pedalaman memang belum terakses dunia luar, apalagi memiliki KTP dan Kartu Keluarga (KK)," kata Haidir melalui pers rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (29/6/2021).
Ia menekankan akses perbankan mensyaratkan beberapa hal, termasuk data kependudukan. Itu berlaku bagi semua, baik Orang Rimba ataupun bukan.
Pada saat ini, Orang Rimba sudah sangat akrab dengan perbankan. Mereka juga telah memiliki KTP. Sebagian besar telah memperoleh layanan negara termasuk mendapatkan bantuan sosial.
Untuk saat ini, kata Haidir, Haji Jaelani, Orang Rimba yang mengaku ditolak bank, sudah memiliki KTP dan juga bisa menyimpan uang di bank.
Kembali dia menegaskan narasi dalam berita viral Orang Rimba ditolak bank dan menyimpan uang di dalam tanah, terjadi dua dekade lalu dan tidak relevan lagi dengan kondisi Orang Rimba terkini.
Baca juga: Kisah Orang Rimba Ditolak Bank hingga Terpaksa Simpan Uang Rp 1,5 Miliar Dalam Tanah di Hutan
Hasilnya, Haji Jaelani memang mengatakan dirinya pernah ditolak bank, karena tidak memiliki KTP dan KK. Namun itu sudah lama, waktu dirinya masih tinggal di hutan.
Namun, dia mengatakan jumlah uang yang disimpan dalam tanah tidak Rp 1,5 miliar melainkan Rp 1 miliar.
Selanjutnya, dia mendapatkan uang tersebut dari menjual karet dan rotan. Kemudian mempergunakan uang tersebut untuk membeli kebun sawit, membangun rumah, membeli motor dan menunaikan ibadah haji.
Baca juga: Mensos Risma Sahkan 3.000 Orang Rimba Jadi WNI, Sempat Tawarkan Rumah tapi Ditolak
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.