WONOGIRI, KOMPAS.com-Untuk memakamkan jenazah pasien Covid-19 hingga ke liang kubur bukanlah hal yang mudah.
Seperti dialami tim relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Untuk memakamkan satu jenazah pasien Covid-19 di Desa Mojopura, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tim relawan harus berjalan satu kilometer dan menyebarangi derasnya arus sungai, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Pemuda yang Tantang Pegang Mayat Pasien Covid Ditangkap, Dianggap Cederai Perjuangan Nakes
Ketangguhan tim relawan BPBD Wonogiri dibantu relawan desa setempat memakamkan jenazah pasien Covid-19 terekam dalam video berdurasi enam menit 25 detik yang diunggah akun Youtube Heri Wibowo.
Heri memberi judul Perjuangan Tim Pemakaman Covid-19 Wonogiri.
Dalam video itu tampak tim pemakaman beranggotakan 11 orang.
Setelah mobil ambulans berhenti di jalan dekat sungai, beberapa anggota tim menurunkan peti jenazah.
Untuk memakamkan jenazah pasien itu, rupanya tim harus menyebarangi sungai sejauh 30-an meter.
Untuk memudahkan pengangkatannya bagian bawah peti jenazah diganjal dengan kayu lalu diikat dengan tali.Tali itu lalu dihubungkan dengan bambu yang berada dibagian atas.
Sebanyak dua relawan yang berada posisi depan dan belakang memikul bambu yang talinya terhubung dengan peti jenazah.
Setibanya di sungai, tiga relawan yang menggunakan APD lengkap berwarna oranye terlebih dahulu menyusuri sungai memastikan rute yang dilalui aman.
Sementara satu relawan berada di belakang jenazah menyemprotkan disinfektan rute yang sudah dilalui pembawa jenazah.
Baca juga: Kewalahan Hadapi Kasus Covid-19, Jabar Butuh 400 Relawan Medis
Usai menyusuri sungai, tim relawan masih harus melewati pematang sawah dan jalan setapak sebelum di tempat pemakaman.
Jalan yang dilewati pun terkadang mendaki karena berada di pedesaan.
Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Wonogiri, Bambang Hariyanto, membenarkan prosesi pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang dilakukan tim relawan di Mojopuro kemarin.
“Tim pemakaman nurut dengan keluarga. Mana kala masyarakat menginginkan penguburan di lokasi yang ditentukan mau tidak mau kami harus melayani,” ujar Bambang saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Ada 146 Pasien Baru, Ruang Perawatan Covid-19 RS di Salatiga Butuh Tambahan Relawan Nakes
Tak hanya itu, kata Bambang, beberapa waktu lalu tim relawan harus berjalan sekitar satu kilometer dan tidak ada penerangan untuk memakamkan satu jenazah pasien Covid-19.
Untuk penerangan jalan, tim hanya mengandalkan lampu sorot saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.