SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meninjau kesiapan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya menghadapi lonjakan pasien Covid-19 dari klaster penjaringan Suramadu dan Bangkalan, Senin (21/6/2021) sore.
Selain itu, Muhadjir menanyakan upaya RSLI menghadapi pasien ke depannya.
Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya Laksamana Pertama TNI dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan, penanganan Klaster Bangkalan dilakukan seperti halnya pasien Covid-19 lainnya.
Namun, kata Nalendra, juga dilakukan pendekatan kultural serta pendampingan khusus dari relawan pendamping Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI.
"Kebutuhan dasar untuk menjalani perawatan selama 10-14 hari juga dicukupi, karena beberapa pasien belum mempunyai kesiapan peralatan sehari-hari untuk menjalani perawatan," kata Nalendra di Surabaya, Senin.
Menurutnya, partisipasi masyarakat dan pengusaha untuk memberikan pasokan baju, sarung, pakaian dalam, peralatan mandi, dan lainnya segera dikoordinasikan relawan pendamping.
Baca juga: Wali Kota Surabaya: Orangtua Saya dari Bangkalan, Saya Sedih Ada yang Bilang Diskriminasi
Pasokan itu akan didistribusikan kepada pasien yang membutuhkan.
"Hal ini sangat membantu dalam menjaga psikologis dan kenyamanan mereka untuk bisa menjalani penyembuhan di RSLI," ujar Nalendra.
Nalendra menuturkan, empat pasien positif Covid-19 varian delta dipantau secara intensif. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga medis.
"Terbukti dari empat pasien yang terkonfirmasi terjangkit varian baru India, dua pasien hari ini sudah dinyatakan sembuh oleh DPJP dan dapat pulang ke kampung halamannya," kata Nalendra.
Nalendra menambahkan, kesembuhan dua pasien varian baru India ini menambah kesuksesan RSLI setelah sebelumnya menyembuhkan masing-masing satu pasien varian Covid-19 B.1.1.7 (Strain Inggris) 1 orang, dan B.1.3.5.1 (strain Afrika Selatan).
Untuk kesiapan ke depan, RSLI sudah menyiapkan rencana khusus jika jumlah pasien Covid-19 meningkat, khususnya dari klaster Bangkalan.
Salah satunya, menambah tenaga medis dari TNI, yakni enam dokter dan 12 perawat.
"Hari ini juga sudah ada penambahan 10 perawat bantuan dari Dinkes Lamongan," kata Nalendra.
RSLI Surabaya memiliki kapasitas 410 tempat tidur. Pengelola juga menyiapkan penggunaan ruangan Museum Kesehatan untuk tambahan tempat tidur, yakni 24 tempat tidur di lantai satu dan 50-75 unit di lantai dua.
Jika terjadi lonjakan kasus, Nalendra memastikan RSLI siap menangani pasien.
"Kami telah siap bila sewaktu-waktu ditugasi untuk menambah kapasitas dan daya tampung pasien untuk antisipasi membludaknya pasien covid-19," tutur Nalendra.
Baca juga: Seluruh DPC PDI-Perjuangan Jatim Sepakat Ajukan Puan sebagai Capres di Pilpres 2024
Sejumlah relawan di RSLI Surabaya juga memberikan buku kepada Menko PMK Muhadjir Effendy di akhir kunjungannya.
Buku itu berjudul "Support and Education Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19 RS Lapangan Indrapura" dan "Kiprah Relawan dalam Pendampingan Non-Medis Pasien Covid-19 RS Lapangan Indrapura".
Buku itu berisi rangkuman dan dokumentasi kerja kemanusiaan para relawan pendamping selama lebih dari satu tahun mengabdi di RSLI.
Menko PMK Muhadjir memberikan apsresiasi dan berharap buku ini dapat menjadi rujukan dalam penanganan Covid-19.
"Bagus sekali buku ini, seperti tesis. Sangat bermanfaat untuk jadi referensi dan gambaran tentang penangan non-medis oleh para relawan lainnya." ucap Muhadjir.
Dalam kunjungan itu, Menko PMK Muhadjir turut didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim Dr Joni Wahyuhadi dan stafsus gubernur yang juga mantan Kepala BPBD Jatim Subhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.