Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Akik Kalimaya, Dulu Dipuja Kini Mulai Dilupa...

Kompas.com - 13/06/2021, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Batu kalimaya yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten sempat viral dan digandrungi oleh penggemarnya pada tahun 2014 hingga 2015.

Tak tanggung-tanggung. Harga yang ditawarkan untuk batu kalimaya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Namun ini tren batu kalimaya mulai memudar. Harganya pun turun drastis dibandingkan lima tahun lalu.

Baca juga: Dulu Booming, Kini Nasib Penambang Batu Akik Kalimaya Tak Menentu, Dapat Ratusan Ribu Rupiah Saja Sulit..

Keindahan kalimaya asal Banten

Dikutip dari laman desdm.bantenprov.go.id, nama kalimaya yang disematkan berasal dari lokasi tempat pertama kali batu itu ditemukan yakni di Kali Maja yang berada di kawasan Kecamatan Maja, Lebak, Banten.

Secara mendunia, kalimaya lebih populer dengan nama batu opal.

Batu ini memiliki kelebihan karena dalam satu kalimaya (opal), kita dapat menyaksikan indahnya mirah delima, zamrud, topas, kecubung dan semua warna cemerlang dari batu permata lain.

Baca juga: Suvenir Batu Akik Aceh: Dulu Laku Miliaran Rupiah, Kini Merana

Bahkan Shakespeare menyanjungnya sebagai “Queen of Gems” atau ratunya permata.

Sementara itu dikutip dari wartakota.com, sebagian penggemar menyakini nama opal diambil dari istilah Romawi yakni mengacu pada Black Opali, Dewi Kesuburan yang juga menjadi istri Saturnus.

Namunjuga yang berpendapat penggunaan nama black ppal berasal dari bahasa Yunani, opillos yang memiliki dua makna.

Makna pertama berarti melihat. Dan makna kedua adalah sesuatu yang lain atau perubahan.

Penggunaan nama ini tentu mengacu kepada karakteristik batu ini yang kerap mengalami perubahan warna jika terpapar cahaya. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan nama black opal berasal dari bahasa sansekerta, Upala.

Baca juga: Fakta Penangkapan Komplotan Pengedar 100.000 Dollar AS Palsu, Berawal dari Suka Batu Akik

Pendapat nama black opal dari bahasa Sansekerta mengacu pada catatan Romawi tahun 250 oleh Skala Mohs.

Sebelumnya batu itu memiliki nama yang beragam dan setelah 250 SM dibakukan menjadi black opal.

Dan dalam catatan itu disebutkan jika black opal didatangkan dari pedagang Bosporus yang mengaku memasok black opal dari India.

Batu black opal atau kalimaya memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dari batu permata lainnya.

Namun perpaduan warna hitam dan merah adalah jenis yang langka. Sedangkan di pasaran, banyak ditemukan kalimaya yang memiliki perpaduan warna putih dan hijau.

Baca juga: Temuan Batu Akik Langka, Bentuknya Mirip Kartun Cookie Monster

Dipercaya membawa keberuntungan

Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Batu Kalimaya pernah viral saat 2014-2015 lalu, batu hias yang hanya ditemukan di Kabupaten Lebak, Banten ini, kini sudah tidak tren lagi karena sulit dicari.
Tak hanya di Banten, Indonesia. batu opal atau kalimaya banyak ditemukan di negara lain. Seperti di Australia Selatan tepatnya Coober Pedy,

Di kawasan tersebut terdapat lahan Mintabie batu black opal yang berjarak 250 km arah barat laut dari Coober Pedy.

Termasuk di Australia, Meksiko, Republi Ceko, Slowakia, Hungaria, Turki, Brasil bahkan Ethiopia.

Sayangnya tahun 1829, kepopuleran batu Kalimaya menurun lantaran sebagian masyarakat meyakini batu jenis tersebut bisa menimbulkan malapetaka dan nasib buruk hingga kematian.

Keyakinan itu mengacu pada cerita tragis seorang bangsawan wanita yang selalu memakai batu Kalimaya yang memiliki kekuatan supranatural.

Baca juga: Jadikan Eks Dolly Sentra Batu Akik, Risma: Saya Mohon Maaf Dulu Tutup Kawasan Ini...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com