Adapun mekanisme pelaksanaannya, mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) ini memastikan, nantinya ada beberapa perwakilan sekolah dari SD dan SMP, baik negeri maupun swasta, yang ikut secara langsung di balai kota.
Tentunya, jumlah peserta yang hadir sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 ketat.
"Jadi kurang lebih ada 30 lembaga yang mengirimkan perwakilannya terdiri dari satu pelajar beserta guru dan kepala sekolahnya. Untuk orangtuanya atau pengantar hanya dapat mengikuti melalui virtual," jelas dia.
Dari 30 lembaga itu, Supomo menyebut, sekolah yang dilibatkan selain negeri adalah sekolah swasta umum dan juga sekolah swasta di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).
Untuk jumlah sekolahnya disesuaikan dengan komposisi sekolah jenjang SD/SMP sederajat.
Baca juga: Ketua DPRD Surabaya: Benar, Saya Positif Covid-19...
"Kami sesuaikan dengan komposisi. Untuk jumlahnya SMP yang paling banyak swasta. Maka, logikanya adalah lebih banyak yang swastanya nanti. Prinsipnya maksimal adalah 30 lembaga, di mana per lembaga adalah satu orang," kata dia.
Ia berharap, dengan pelaksanaan wisuda virtual berskala kota tersebut, mampu memberi semangat dan energi baru kepada siswa untuk menuju jenjang pendidikan lebih tinggi.
Menurut Supomo, wisuda menjadi salah satu momen yang membanggakan bagi siswa maupun orang tua.
"Karena bagaimana pun ketika peserta didik lulus menjadi sebuah catatan yang berharga untuk siswa di kehidupannya kemudian hari. Tak lupa orangtuanya pun selalu mendorong mereka untuk bersekolah dengan rajin dan baik," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.