Bantah video viral
Dia kembali membantah tudingan keluarga pasien dalam video viral pada 26 Mei lalu.
Keluarga menuding, pihak rumah sakit memberi tabung oksigen kosong kepada pasien yang sedang sekarat hingga menyebabkan pasien tersebut meninggal dunia.
"Boleh kami katakan, bahwa itu tidak ada. Tapi ya sudahlah, tidak usah dibesar-besarkan karena itu masyarakat kita, masyarakat Kota Medan yang harus kita berikan pelayanan terbaik," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Mamah, Lansia yang Tertimbun Longsoran Setinggi Dada di Cianjur: Dada Sesak Sekali
Sebelumnya, Ketua BPFK Medan, Wahyudi Ifani mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir, rumah sakit milik Pemkot Medan tersebut belum mengajukan permohonan pengujian atau kalibrasi regulator tabung oksigen dalam tiga tahun terakhir.
Dia menyebut, kalibrasi untuk alat-alat kesehatan sangat penting.
Bukan hanya untuk tabung oksigen saja, akan tetapi untuk seluruh alat kesehatan, apalagi untuk alat kesehatan yang berada di ruangan UGD, ICU.
Alat-alat itu penting karena alat-alat itu digunakan untuk diagnosis awal dan diagnosis dalam kondisi darurat.
"Kalau terjadi hal-hal kesalahan seperti yang terjadi sekarang mungkin dampaknya ada pasien safety. Jadi muaranya semuanya adalah kalibrasi. Tensi meter saja, kalau tidak di kalibrasi nanti yang harusnya normal bisa jadi divonis tekanan darah tinggi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.