“Benar. Laporan yang masuk ke saya ada ancaman tembak mati dan penghinaan dengan kata-kata tidak pantas," kata Mayjen Kurnia, dikutip dari Surya.co.id.
Baca juga: Tak Hanya Marah ke Menteri Risma, Bupati Alor Diduga Pernah Ancam Tembak Mati Kolonel TNI AD
Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan, ia sudah mengenal Sabrina sejak tahun 1977. Saat itu, mereka bersaing di acara cerdas cermat yang diadakan di TVRI Sumut.
Setelah itu, mereka bertemu lagi saat mengikuti Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
“Saat mengikuti Lemhanas, peringkat saya di bawahnya. Saya tak pernah menang jika bersaing dengan Beliau, itulah bukti dia bertalenta. Sabrina bukan kaleng-kaleng. Setelah pensiun akan banyak universitas memintanya untuk mengajar,” kata Edy di Aula Tengku Rizal Nurdin, Selasa (1/6/2021).
Sementara itu, Sabrina berharap rekan-rekannya terus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dan terus menambah etos kerja.
Ia pun meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya.
Setelah pensiun, Sekda perempuan pertama di Sumut ini akan menjadi dosen.
“Hari ini saya memulai hari sebagai pensiunan PNS, tapi itu tidak menghentikan pengabdian. Setelah ini, saya akan mengajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,” katanya.
Baca juga: Sekda Perempuan Pertama di Sumut Pensiun, Pernah Jadi Saingan Cerdas Cermat Edy Rahmayadi
Sebuah video yang memperlihatkan Bupati Alor, Amon Djobo memaarahi staf Kementerian Sosial (Kemensos) viral di media sosial.
Kemarahan Amon diduga dipicu oleh Program Keluarga Harapan (PKH) yang menurut dia diurus oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Terkait dengan itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini angkat bicara.
Kata Risma, bantuan yang diurus oleh DPRD Alor saat itu adalah bantuan bencana banjir bandang dan siklon tropis Seroja di NTT.
"Ta jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana," kata Risma saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Viaduct, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/6/2021).
Masih kata Risma, saat bantuan itu dikirimkan, ia sama sekali tidak bisa menghubungi siapa pun, baik staf Kemensos maupun pihak Pemerintah Kabupaten Alor. Sebab, saat itu, jaringan di sana terputus.
Risma bahkan mengaku sempat putus asa pada saat itu.
Kemudian, di tengah ketidakjelasan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.
"Saat itu kemudian adalah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan, tapi tidak bisa (masuk). Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, 'Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti'," ungkapnya.
Baca juga: Soal Video Kemarahan Bupati Alor, Ini Jawaban Mensos Risma