Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Bupati Alor Diduga Pernah Ancam Tembak Mati Kolonel TNI AD | Sekda Perempuan Pertama di Sumut Pensiun

KOMPAS.com - Video Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) Amon Djobo marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini dan staf Kemensos karena persoalan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), viral di media sosial.

Kemarahan Anom dilampiaskannya dengan mengusir sejumlah staf Kementerian Sosial agar mereka segera meninggalkan Kabupaten Alor secepatnya.

Bahkan Amon juga mengancam akan melempar kursi ke staf Kemensos yang duduk berhadapan dengan dia.

Tenyata bukan hanya Risma yang menjadi sasaran kemarahan Amon.

Pada November 2020 lalu, Amon diduga pernah mengancam akan menembak mati Kasiloh Korem 161/Wira Sakti Kolonel (Cpl) Imanuel Yoram Dionisus Adoe dan dilaporkan ke Polda NTT.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, Raja Sabrina purnabakti.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memuji kinerja Sabrina selama lebih kurang 3 tahun menjabat.

Kata Edy, perempuan yang sudah 35 tahun mengabdi sebagai ASN ini sangat berperan dalam setiap kebijakan yang dilakukan Pemprov Sumut.

Baca populer nusantara selengkapnya:

Dikutip dari Surya.co.id, masalah antara Bupati Alor dengan Kolonel Imanuel terjadi pada Kamis, 15 Oktober 2020 lalu.

Saat itu, Bupati Alor menggelar rapat untuk menyelesaikan persoalan tanah milik TNI yang digunakan oleh Polri. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Alor.

Dalam rapat tersebut, turut hadir Kasie Log Korem 161 Kolonel Imanuel Yoram Dionisius Adoe dan sejumlah pihak terkait lainnya. Rapat itu kemudian menghasilkan beberapa kesimpulan.

Sehari setelah rapat tersebut, protokoler Pemkab Alor menemui Kolonel Imanuel di salah satu hotel di Kabupaten Alor.

Namun, saat itu Kolonel Imanuel tak langsung menandatanganinya. Menurut Kolonel Imanuel, ada beberapa hal pada poin hasil rapat yang perlu dikoreksi.

Tak lama setelah pertemuan Kolonel Imanuel dan protokoler Pemkab Alor, Amon Djobo yang mendapat laporan dari anak buahnya keberatan dengan koreksi yang dilayangkan Kolonel Imanuel.

Setelah itu, Amon menelepon hotel tempat Kolonel Imanuel dan rombongannya menginap.

Tak hanya itu, Amon Djobo bahkan juga menelepon Dandim 1622/Alor, Letkol Inf Supyan Munawar.

Dalam percakapannya lewat telepon dengan Dandim Alor, Amon Djobo diduga menghina Kolonel Imanuel Yoram dengan kata-kata tidak pantas serta mengancam akan menembak mati.

Sikap Bupati Alor Amon Djobo yang mengancam akan menembak Kolonel Imanuel lantas dilaporkan kepada Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kurnia Dewantara.

“Benar. Laporan yang masuk ke saya ada ancaman tembak mati dan penghinaan dengan kata-kata tidak pantas," kata Mayjen Kurnia, dikutip dari Surya.co.id.

 

Gubernur Edy Rahmayadi mengatakan, ia sudah mengenal Sabrina sejak tahun 1977. Saat itu, mereka bersaing di acara cerdas cermat yang diadakan di TVRI Sumut.

Setelah itu, mereka bertemu lagi saat mengikuti Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

“Saat mengikuti Lemhanas, peringkat saya di bawahnya. Saya tak pernah menang jika bersaing dengan Beliau, itulah bukti dia bertalenta. Sabrina bukan kaleng-kaleng. Setelah pensiun akan banyak universitas memintanya untuk mengajar,” kata Edy di Aula Tengku Rizal Nurdin, Selasa (1/6/2021).

Sementara itu, Sabrina berharap rekan-rekannya terus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dan terus menambah etos kerja.

Ia pun meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya.

Setelah pensiun, Sekda perempuan pertama di Sumut ini akan menjadi dosen.

“Hari ini saya memulai hari sebagai pensiunan PNS, tapi itu tidak menghentikan pengabdian. Setelah ini, saya akan mengajar di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,” katanya.

 

Sebuah video yang memperlihatkan Bupati Alor, Amon Djobo memaarahi staf Kementerian Sosial (Kemensos) viral di media sosial.

Kemarahan Amon diduga dipicu oleh Program Keluarga Harapan (PKH) yang menurut dia diurus oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terkait dengan itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini angkat bicara.

Kata Risma, bantuan yang diurus oleh DPRD Alor saat itu adalah bantuan bencana banjir bandang dan siklon tropis Seroja di NTT.

"Ta jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana," kata Risma saat ditemui di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Viaduct, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/6/2021).

Masih kata Risma, saat bantuan itu dikirimkan, ia sama sekali tidak bisa menghubungi siapa pun, baik staf Kemensos maupun pihak Pemerintah Kabupaten Alor. Sebab, saat itu, jaringan di sana terputus.

Risma bahkan mengaku sempat putus asa pada saat itu.

Kemudian, di tengah ketidakjelasan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Alor Enny Anggrek menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.

"Saat itu kemudian adalah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan, tapi tidak bisa (masuk). Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, 'Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti'," ungkapnya.

 

Kapolda Lampung Inspektur Jenderal (Irjen) Hendro Sugiatno mengultimatum seluruh jajarannya untuk memberantas pelaku pembegalan dalam kurun waktu satu bulan.

Ultimatum ini berkaca dari peristiwa pembakaran Mapolsek Candipuro pada Selasa (18/5/2021).

Diketahui warga membakar mapolsek karena menganggap polisi tak mampu menumpas begal di wilayah itu.

Setelah diultimatum. Hasilnya, 124 begal di tangkap dan 41 pelaku begal ditembak.

Total pelaku yang telah ditangkap sebanyak 124 orang dari seluruh polres dan polresta di Lampung," kata Wakil Direktur Direktorat Kriminal Umum, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Adrian Indra Nurinta di Mapolda Lampung, Rabu (2/6/2021).

Dari 124 orang pelaku yang ditangkap, sebanyak 41 orang ditembak.

"Ada juga yang menyerahkan diri empat orang yakni YE, SL, KD dan RI," ujarnya.

Kata Adrian, penangkapan para pelaku pembegalan dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini dilakukan kurang dari setengah bulan sejak 18 Mei hingga 31 Mei 2021.

 

Video Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo marah terhadap Menteri Sosial Tri Rismaharini viral di media sosial.

Amon marah karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial diurus oleh DPRD Alor.

Ia menilai, apa yang dilakukan oleh pihak Kemensos tidak menghargai pemerintah daerah.

Tak hanya itu, dalam video yang berdurasi 3 menit 9 detik tersebut, tampak terlihat Amon mengusir sejumlah staf Kementerian Sosial untuk segera meninggalkan Kabupaten Alor secepatnya.

Amon bahkan mengancam akan melempar kursi ke staf Kementerian Sosial yang duduk berhadapan dengan dia.

Setelah puas memarahi para staf Kementerian Sosial, Amon kemudian berjalan meninggalkan mereka yang terdiam saat dimarahi.

Saat dikonfirmasi, Amon membenarkan video tersebut.

"Itu video betul saya marah. Saya tidak ingat persis kapan karena saya sibuk. Saya marah karena bantuan PKH dikasih melalui DPRD. Padahal, seharusnya pemerintah daerah yang bagi," kata Amon, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (1/6/2021).

 

Sumber:Kompas.com, (penulis: Mei Leandha, Tri Purna Jaya, Putra Prima Perdana, |Editor: Robertus Belarminus, David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Rachmawati)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Bikin Pangdam Udayana Geram, Begini Kronologi Bupati Alor Amon Djobo Ancam Tembak Kolonel Imanuel

https://regional.kompas.com/read/2021/06/03/062800778/-populer-nusantara-bupati-alor-diduga-pernah-ancam-tembak-mati-kolonel-tni

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke