Banjir ini berasal dari luapan Sungai Sembakung dengan panjang sekitar 287 kilometer di mana salah satu hulunya berada di Malaysia.
BPBD Nunukan mencatat, ketinggian banjir di Sembakung saat ini sekitar 4,9 meter dari ketinggian normal sungai 3 meter.
"Sebenarnya ada beberapa yang sudah petugas kami evakuasi, tapi banjir di wilayah ini adalah banjir tahunan. Masyarakat menganggap sudah terbiasa. Selama mereka masih bisa menempati Pungkau, mereka tidak akan mau mengungsi," kata Hasan.
Baca juga: Banjir Rob Terjang Pelabuhan di Maluku Tengah, Penyeberangan Sempat Terganggu
Pungkau merupakan sebuah ruang dari papan yang dibangun tepat di bawah atap rumah.
Masyarakat Sembakung biasa memasak dan tidur di pungkau ketika terjadi banjir.
"Tapi saat ini air sudah mencapai pungkau di beberapa desa. Diperkirakan banjir akan terus terjadi sampai 5 hari kedepan. BMKG memprediksi hujan sedang dan lebat disertai petir masih akan terjadi, dan kemungkinan banjir akan meluas," kata Hasan.
Saat ini, para petugas BPBD Nunukan masih mendata dan menunggu laporan dari petugas mereka di tiap kecamatan terdampak.
Banjir yang terjadi di Kecamatan Sembakung dan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, merupakan banjir rutin tahunan.
Baca juga: Banjir di Karawang, Salah Satu Desa Sudah 7 Kali Terendam
Pada awal 2021, banjir yang diyakini masyarakat sebagai banjir kiriman dari Malaysia ini merendam sejumlah desa di Kecamatan Sembakung, yaitu Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Tagul.