Salin Artikel

9 Kecamatan di Nunukan Kaltara Terendam Banjir, Diperkirakan Bakal Meluas

Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Sebuku, Kecamatan Tulin Onsoi, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung Atulai, Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Krayan Induk, Krayan Selatan.

"Kita mendapat laporan mulai dua tiga hari ini ada banjir yang melanda Sembilan kecamatan dengan ketinggian bervariasi, ada yang setinggi mata kaki sampai pinggang orang dewasa," ujar Kepala Sub Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kedalog) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasanuddin, Kamis (27/5/2021).

Kesembilan kecamatan tersebut mayoritas berada tidak jauh dari sungai. Sementara kondisi cuaca saat ini sedang musim penghujan.

Menurut Hasan, ada tiga faktor penyebab banjir di Nunukan.

Faktor pertama adalah kondisi air laut sedang dalam air pasang tertinggi, kedua adalah intensitas hujan lebat disertai petir yang terus terjadi, dan faktor terakhir adalah karena efek dari gerhana bulan malam tadi.

"Kebetulan hujan sedang deras derasnya, air laut pasang dan efek bulan. Itu mengakibatkan banjir kali ini cukup meluas. Dan terparah selalu di Kecamatan Sembakung. Wilayah tersebut bisa dikatakan perhentian air sehingga paling lama surut," jelasnya.

Petugas BPBD terus memantau dan menerjunkan personel ke wilayah terdampah terparah. Stok logistik juga disiapkan termasuk bila nanti terjadi langkah evakuasi.

Hasan mengatakan, di Kecamatan Sembakung, saat ini tercatat 440 kepala keluarga dengan sekitar 1.500 jiwa yang terdampak.


Banjir ini berasal dari luapan Sungai Sembakung dengan panjang sekitar 287 kilometer di mana salah satu hulunya berada di Malaysia.

BPBD Nunukan mencatat, ketinggian banjir di Sembakung saat ini sekitar 4,9 meter dari ketinggian normal sungai 3 meter.

"Sebenarnya ada beberapa yang sudah petugas kami evakuasi, tapi banjir di wilayah ini adalah banjir tahunan. Masyarakat menganggap sudah terbiasa. Selama mereka masih bisa menempati Pungkau, mereka tidak akan mau mengungsi," kata Hasan.

Pungkau merupakan sebuah ruang dari papan yang dibangun tepat di bawah atap rumah.

Masyarakat Sembakung biasa memasak dan tidur di pungkau ketika terjadi banjir.

"Tapi saat ini air sudah mencapai pungkau di beberapa desa. Diperkirakan banjir akan terus terjadi sampai 5 hari kedepan. BMKG memprediksi hujan sedang dan lebat disertai petir masih akan terjadi, dan kemungkinan banjir akan meluas," kata Hasan.

Saat ini, para petugas BPBD Nunukan masih mendata dan menunggu laporan dari petugas mereka di tiap kecamatan terdampak.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Sembakung dan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, merupakan banjir rutin tahunan.

Pada awal 2021, banjir yang diyakini masyarakat sebagai banjir kiriman dari Malaysia ini merendam sejumlah desa di Kecamatan Sembakung, yaitu Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Tagul.


Saat itu, ketinggian banjir mencapai 2,1 meter hingga 4 meter. BPBD Nunukan mencatatkan, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

Banjir di perbatasan RI – Malaysia ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia.

Banjir kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Pagalungan, masih wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui sungai Labang, sungai Pensiangan dan sungai Sembakung.

"Kondisi banjir tahunan Nunukan ini sudah sering kita sampaikan ke Pemerintah pusat dan menjadi pembahasan dalam forum Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia (Sosek Malindo). Tapi sepertinya sampai saat ini belum ada respons," sesalnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/27/180111678/9-kecamatan-di-nunukan-kaltara-terendam-banjir-diperkirakan-bakal-meluas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke