Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekedar Tas, Noken adalah Lambang Kedewasaan Wanita Papua, Harganya Capai Rp 12 Juta

Kompas.com - 22/05/2021, 17:17 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Noken adalah salah satu warisa budaya Papua yang diakui UNESCO pada tahun 2012 silam.

Noken Papua adalah tas tradisional yang terbuat dari serat kayu, daun, atau batan anggrek yang dianyam atau dirajut.

Di Papua, perempuan akan dianggap dewas jika mahir merajut noken. Hal tersebut diungkapkan oleh Arkeolog Balai Arkeologi Papua Hari Suroto.

Baca juga: Apa Itu Noken? Filosofi, Kegunaan, hingga Cara Membuatnya...

"Perempuan yang sudah bisa membuat noken dianggap sudah dewasa, sedangkan yang belum bisa membuat noken dianggap sebaliknya," kata Hari.

"Noken menjadi spesial karena nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Noken yang merupakan tas tradisional asli buatan mama-mama (ibu-ibu) Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua," tambah dosen Arkeologi Universitas Cenderawasih itu.

Ada nilai-nilai berharga di noken Papua yang diajarkan oleh nenek moyang masyarakat Papua lintas generasi.

Baca juga: Bawaslu Papua Ancam Rekomendasikan PSU jika Pilkada di Yalimo dengan Sistem Noken

Sebuah Noken sepanjang 30 meter dinobatkan sebagai tas Noken terbesar di dunia oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Tas raksasa itu ditampilkan pada acara pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) di Papua, Rabu (7/8/2019). Dok. Humas Kementerian Pariwisata Sebuah Noken sepanjang 30 meter dinobatkan sebagai tas Noken terbesar di dunia oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Tas raksasa itu ditampilkan pada acara pembukaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) di Papua, Rabu (7/8/2019).
Dikutip dari Intisari.id, pada tahun 2019, Ketua Yayasan Noken Papua Titus Christoforus Pekei mengatakan awalnya noken Papua dianggap benda yang sering dipandang aneh.

Namun karena sarat akan nilai-nilai berharga, noken diajukan menjadi warisan budaya ke UNESCO.

"Kita harus kembali mendalami ilmu noken ini. Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran," kata Titus kala itu, mengutip laman Kemdikbud.

Pada 4 Desember 2012, noken papua ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO di Paris, Perancis.

Baca juga: Bawa Sajam, Massa di Yalimo Tahan Logistik Pilkada dan Minta Pemilihan Diganti Sistem Noken

Noken Papua digolongkan dalam kategori "in Need of Urgent Safeguarding" oleh UNESCO atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.

"Noken adalah jaring rajutan atau tas anyaman buatan tangan dari serat kayu atau daun oleh masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat, Indonesia," tulis UNESCO dalam pengumuman penetapan.

"Digunakan untuk membawa hasil bumi, tangkapan, kayu bakar, bayi, atau binatang kecil, serta untuk berbelanja dan menyimpan barang-barang di rumah, noken juga bisa dikenakan atau diberikan sebagai persembahan perdamaian," lanjut UNESCO.

"Namun, jumlah orang yang membuat dan menggunakan Noken berkurang dalam menghadapi persaingan dari tas buatan pabrik dan masalah dalam memperoleh bahan baku." tulis UNESCO.

Baca juga: Cerita Pemuda Depok Pembuat Google Doodle Noken Papua

Digunakan alat tukar

Presiden Joko Widodo menerima noken pemberian anak-anak perwakilan siswa SD di Jayapura dan Asmat, Papua, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Kedatangan anak-anak tersebut dalam rangka memenuhi undangan presiden, yang dulu berjanji mengajak mereka ke Istana Kepresidenan saat mengunjungi Jayapura dan Asmat.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Presiden Joko Widodo menerima noken pemberian anak-anak perwakilan siswa SD di Jayapura dan Asmat, Papua, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Kedatangan anak-anak tersebut dalam rangka memenuhi undangan presiden, yang dulu berjanji mengajak mereka ke Istana Kepresidenan saat mengunjungi Jayapura dan Asmat.
Noken biasanya dipakai dengan cara disangkutkan di bagian kepala yang mengarah ke bagian punggung dan dada perempuan Papua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Mengabdi Tanpa Batas meski Honor Setipis Kertas...

Regional
Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com