“Anak masih ada di sana umur 10 tahun, cewek. Harapan saya, anak saya langsung dikeluarkan dari situ. Aku enggak mau anakku tinggal di situ lagi," harapnya.
Selain itu ia juga meminta hak-haknya diberikan dan ia mendapatkan keadilan.
Sementara itu Wakil Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Anas Karno berjanji akan mengawal kasus tersebut sampai tuntas.
Hal itu disampaikan saat menjenguk EAS di Liponsos.
"Saya siap mengawal dan mendampingi kasus ini," tandasnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya AKBP Oki Ahadian membenarkan jika polisi telah menerima laporan mengenai dugaan penganiayaan ART tersebut.
"Saya akan dalami dan tindak lanjuti. Apabila benar, kami akan lakukan tindakan," bebernya.
Terkait kasus tersebut, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, korban saat ini tengah dirawat secara intensif atas luka fisik yang dialami.
"Perawatan fisik kepada korban itu pasti, itu jaminan pemerintah kota. Korban akan kami rawat sampai kondisinya sembuh betul, pulih kesehatannya," kata Armuji, saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/5/2021).
Selain itu Pemkot Surabaya juga menyiapkan tim psikolog untuk bisa memulihkan trauma psikis akibat perlakuan tidak manusiawi yang diterima korban.
"Tidak hanya korban, anaknya juga perlu didampingi psikiater untuk menguatkan dan memulihkan kembali kondisinya," kata dia.
Baca juga: Curi Emas Rp 300 Juta Milik Majikan, ART Foya-foya di Tempat Karaoke dan Panti Pijat
Sebab, sejak mendapat kekerasan tidak manusiawi, korban terpisah dengan sang anak.
Jika kondisi korban sudah membaik, ia akan segera dipertemukan dengan anaknya. Selain itu, pihaknya akan menemui keluarga korban dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
"Kalau sudah sembuh harus dipertemukan. Karena si anak posisi di Sidoarjo. Si Ibu masih dirawat. Ini kan menurut keterangannya, suami ibu ini kan orang Jombang. Keluarga ini dari Jombang. Nanti kami akan menghubungi Pemerintah Kabupaten Jombang karena ada warganya yang telah bekerja di Surabaya mengalami penganiayaan," tutur Armuji.
SUMBER: KOMPAS.com(Penulis: Ghinan Salman | Editor: Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.