Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pemudik Motor Terobos Pos Penyekatan di Karawang | Klinik Jadi Tempat COD Alat Rapid Test Ilegal

Kompas.com - 09/05/2021, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Video ratusan pemudik motor menerobos pos penyekatan di Karawang, viral di media sosial.

Video tersebut direkam di Pos Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang pada Sabtu (8/5/2021) dini hari.

Namun polisi mengklaim bahwa kejadian tersebut tak berlangsung lama. Sebab, petugas berhasil meminta pemudik untuk putar balik.

Sementara itu di Semarang, alamat klinik kesehatan milik dr Suzanna Dewi dijadikan tempat COD alat rapid test antigen ilegal.

Namun hal tersebut tak disadari oleh pemilik klinik. Tapi pihak klinik sempat curiga karena mereka beberapa kali mendapat kiriman barang yang tak pernah dipesan.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Dan berikut lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Video pemudik motor terobos pos penyekatan

Tangkapan layar video pemudik motor menerobos Pos Penyekatan Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar KarawangIstimewa/ instagram @halokrw Tangkapan layar video pemudik motor menerobos Pos Penyekatan Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang
Video berdurasi 21 detik yang merekam ratusan pemudik motor menerobos pos penyekatan di Karawang, viral di media sosial.

Video tersebut direkam di Pos Bundaran Kepuh, Jalan Lingkar Luar Karawang pada Sabtu (8/5/2021) dini hari.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra membenarkan video tersebut.

Meski begitu, Rama memastikan bahwa kejadian tersebut tak berlangsung lama. Sebab, petugas berhasil menghalau rarusan pemudik. Mereka kemudian diminta putar balik.

"Namun, tidak berlangsung lama, langsung kami lakukan penebalan personel sehingga pemudik dapat dihalau kembali putar balik," kata dia.

"Semalam bisa dikatakan puncaknya arus orang mudik dari Jakarta melintas di salah satu pos penyekatan Kepuh Karawang yang mencoba menerobos," kata dia.

Baca juga: Video Pemudik Motor Terobos Pos Penyekatan di Karawang Viral, Ini Penjelasan Polisi

2. Klinik dijadikan tempat COD alat rapid test ilegal

Gelar perkara ungkap kasus alat rapid test antigen ilegal di Ditreskrimsus Polda Jateng, Rabu (5/5/2021).KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Gelar perkara ungkap kasus alat rapid test antigen ilegal di Ditreskrimsus Polda Jateng, Rabu (5/5/2021).
Sebuah alamat klinik kesehatan milik dr Suzanna Dewi di Semarang dijadikan tempat COD alat rapid test antigen ilegal.

Hal tersebut tak disadari oleh pemilik klinik. Tapi pihak klinik sempat curiga karena mereka beberapa kali mendapat kiriman barang yang tak pernah dipesan.

"Mungkin di sini jadi tempat ketemuannya karena kami tidak pernah pesan. Tidak pernah tahu barang apa dan tidak ada nama orang di sini. Alamat memang persis benar, tapi kami tidak pernah memesan barang itu," kata Suzan kepada Kompas.com, Jumat (7/5/2021).

Ia menuturkan, setiap kali ada kiriman barang di kliniknya, saat itu juga ada orang datang mengambil barang tersebut.

"Ada beberapa orang tiba-tiba lari menjumpai barang itu terus diambil ternyata orang lain yang pesan pakai alamat kami. Waktu itu saya tidak tahu apa isinya."

"Staf kami juga pas klinik buka ada orang datang dan alamat ditujukan salah satu dokter, tapi di sini, tidak ada satu pun nama dokter itu," ungkap dia.

Baca juga: Cerita Dokter yang Kliniknya Dijadikan Tempat COD Alat Rapid Test Antigen Ilegal

3. Ancam pengendara motor, masyarakat sipil ngaku polisi

Pelaku Penganiayaan dan mengaku anggota Polda Banten ditangkap, Jumat (7/5/2021). Pelaku saat diperiksa di Polres Lebak.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Pelaku Penganiayaan dan mengaku anggota Polda Banten ditangkap, Jumat (7/5/2021). Pelaku saat diperiksa di Polres Lebak.
Polisi mengamankan J, pria asal Pandeglang yang mengaku sebagai anggota Polda dan mengancam menembak seorang pengendara motor di SPBU di Lebak. J adalah masyarakat sipil dan bukan polisi

Selain mengancam, pria tersebut juga sempat menganiaya korban.

J ditangkap pada Jumat (7/5/2021) setelah video CCTV yang merekam penganiayaan viral di media sosial. .

Kepada wartawan di Polres Lebak, J menyampaikan permintaan maaf kepada institusi Polri, lantaran mengaku sebagai anggota Polda Banten saat melakukan penganiayaan.

Dia juga mengatakan sudah bertemu dan bermediasi dengan korban.

"Saya mohon maaf kepada semuanya, saya khilaf," kata J ini di Polres Lebak, Jumat.

Baca juga: Sopir yang Ancam Tembak Pengendara Motor di SPBU Ternyata Bukan Polisi, Ini Faktanya

4. Ketua ormas di Blora ancam tuntut balik

Sejumlah orang diduga melakukan aksi premanisme ke ibu pedagang di Pasar Jepon, Blora, Kamis (6/5/2021)KOMPAS.COM/ tangkapan layar video dugaan aksi premanisme. Sejumlah orang diduga melakukan aksi premanisme ke ibu pedagang di Pasar Jepon, Blora, Kamis (6/5/2021)
Ketua organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) Blora, Jawa Tengah, Munaji membantah anggotanya telah melakukan aksi premanisme.

Ia mengatakan ada empat anggotanya yang dilaporkan dan diamankan oleh polisi.

"Kalau laporan itu benar, silakan laporan secara hukum, kita hormati hukum. Tapi kalau laporan itu tidak benar dan tindak pidana pemerasan itu belum dilakukan, awas kita akan tuntut balik nanti, ini negara hukum," jelasnya.

Menurut Munaji, aksi yang dilakukan anggotanya itu sebagai respons atas maraknya rentenir di Pasar Jepon.

Oleh karena itu, anggotanya turun tangan untuk menghentikan praktik lintah darat tersebut.

"Karena bagi kita itu juga termasuk kejahatan ekonomi, karena notabenenya izin enggak ada, apalagi ada Covid yang menyebabkan ekonomi melemah, jangan sampai itu dimanfaatkan oleh segelintir oknum rentenir ini," katanya.

Baca juga: Ketua Ormas yang Anggotanya Terlibat Aksi Premanisme di Blora Ancam Tuntut Balik

5. Perempuan menipu hingga Rp 48 miliar

LY (tengah) ditangkap 4 kali karena kasus penipuan investasiKOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL LY (tengah) ditangkap 4 kali karena kasus penipuan investasi
YL, warga Jalan Pacar Keling, Surabaya diamankan polisi karena melakukan penipuan dengan kerugian mencapai Rp 48 miliar.

Kasus itu bukan yang pertama. YL tercatat sudah 3 kali kali keluar masuk karena kasus serupa.

Terakhir dia dilaporkan oleh Liana Setyo warga Lakarsantri, Surabaya, atas tuduhan penipuan investasi pembebasan lahan di wilayah Osowilangun, Surabaya.

"Kerugian korban yang dilaporkan mencapai Rp 48 miliar. Korban diberi cek kosong," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Gatot Repli Handoko, saat dikonfirmasi, Jumat (7/5/2021).

Korban pun akhirnya tergiur lalu memberikan pinjaman uang beberapa kali dengan total Rp 48 miliar.

"Ternyata lahan yang diceritakan kepada korbannya adalah lahan milik orang lain," terang dia.

Baca juga: Perempuan Ini Menipu hingga Rp 48 Miliar, Belum Kapok 3 Kali Dipenjara

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan, Riska Farasonalia, Acep Nazmudin | Editor : Robertus Belarminus, Abba Gabrillin, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com